Rabu, 23 Oktober 2013

Permasalahan Sosial di Kota-Kota Besar di Indonesia dan Jalan Keluarnya


Permasalahan Sosial di Kota – Kota Besar di Indonesia dan Jalan Keluarnya

Menurut Soerjono Soekanto masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Jika terjadi bentrokan antara unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau masyarakat.

Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya.

Sebenarnya setiap aktivitas yang kita lakukan dapat berpotensi menimbulkan permasalahan sosial. Bahkan aktivitas yang sangat di anjurkan sekalipun dan juga aktivitas yang pasti akan terjadi dan kita tidak bisa menolaknya.

Indonesia saat ini termasuk salah satu negara yang masih dalam taraf perkembangan atau disebut dengan negara berkembang. Tidak jauh berbeda dengan negara berkembang lain di dunia, Indonesia juga sering menghadapi berbagai macam masalah yang kadangkala bisa menghambat kemajuan. Salah satu yang paling kentara dan menjadi problem yang serius adalah masalah sosialMasalah yang kadangkala juga punya hubungan dengan budaya suatu daerah ini memang menjadi semacam virus atau penyakit yang sering kambuh, misalnya pada ada suatu masalah sosial yang sudah bisa terselesaikan.

Namun pada sisi yang lain efek dari masalah ini masih ada dan harus ditanggung oleh masyarakat. Dan setelah efek ini sudah bisa diminimalkan muncul permasalahan serupa di daerah lain yang cara penanganannya kadangkala memerlukan teknik yang berbeda sesuai dengan budaya yang ada di daerah tersebut.

Kemudian contoh yang lain lagi adalah masyarakat menganggap ada suatu masalah sosial di suatu daerah. Namun masyarakat di daerah terebut menganggap bila yang terjadi di daerahnya bukan merupakan suatu masalah karena telah menjadi bagian dari budaya mereka. Padahal secara kasat mata apa yang dinamakan budaya ini bisa menimbulkan kerugian bagi pihak lain dan menghambat suatu program yang sedang dijalankan. Hal inilah yang sering terjadi di negara negara berkembang termasuk negara kita Indonesia.

Inilah beberapa masalah sosial yang terjadi di tanah air.

1. Kemiskinan


Meski saat ini angka pertumbuhan ekonomi bangsa kita terus menunjukan grafik kenaikan namun pada kenyataannya masih banyak masyarakat di sekitar kita yang hidupnya masih berada di bawah standar yang layak. Ini menjadi masalah sosial yang bisa kita temukan dengan mudah baik di daerah pedesaan maupun perkotaan.

Seseorang disebut miskin apabila ia tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar. Kebutuhan dasar ini dijabarkan menjadi sandang, papan, pangan, kesehatan, dan pendidikan (walaupun di negara maju kesehatan dan pendidikan umumnya ditanggung negara).

Menurut ilmu sosiologi, ada beberapa hal yang menyebabkan kemiskinan:
  • Pilihan untuk menjadi (atau tetap) miskin, yang tercermin dari pola pikir, pilihan hidup, dan perilaku individu; misalnya berperilaku malas dan tidak mau berusaha.
  • Sulitnya akses untuk mendapat pendidikan yang layak dan pekerjaan.
  • Perasaan terbiasa dengan kemiskinan (karena hidup di lingkungan miskin) sehingga menganggap kemiskinan sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari.
  • Kemiskinan sebagai akibat dari permasalahan struktural, yaitu orang-orang miskin terjebak dalam kemiskinannya sebagai korban permasalahan struktur sosial.

Walaupun kini pemerintah mengklaim bahwa angka kemiskinan berhasil ditekan, beberapa pihak tetap skeptis karena belum ada program yang tepat dan efektif untuk mengentaskan kemiskinan di Indonesia. Beberapa usaha pemerintah mengentaskan masalah sosial ini adalah melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat atau PNPM Mandiri, berbagai pelatihan kerja cuma-cuma, hingga BLT atau Bantuan Langsung Tunai.

Akan tetapi rupanya itu semua belum cukup. Kemiskinan di negeri ini bukan sebuah permasalahan solitaire yang ada dengan sendirinya. Kemiskinan adalah sebuah efek domino dari sulitnya mendapat pendidikan layak yang berujung pada sulitnya mendapatkan pekerjaan.
Pembangunan di daerah-daerah juga menjadi akar permasalahan kemiskinan. Pembangunan yang tidak jelas dan tidak merata (karena banyaknya dana yang dikorupsi) menyebabkan masyarakat mengadu nasib di ibu kota. Kebanyakan dari mereka hanya tidak berhasil dan hidup terlunta-lunta di tengah kerasnya kehidupan Jakarta.

2. Pendidikan

Masalah pendidikan di Indonesia adalah cerita lama. Mulai dari bangunan roboh sampai anak-anak putus sekolah adalah masalah yang mendarah daging sejak dahulu. Inilah sekelumit masalah pendidikan yang ada di Indonesia:

  • Sulitnya akses pendidikan (di daerah-daerah)
  • Kurangnya sarana dan prasarana pendidikan yang memadai
  • Kurangnya kualitas guru
  • Kesejahteraan guru yang sangat minim
  • Tidak relevannya kurikulum pendidikan dengan kebutuhan hidup (sebagian besar pelajaran di sekolah fokus pada teori di dalam kelas, bukannya percobaan dan pengalaman langsung)
  • Mahalnya biaya pendidikan
  • Tidak adanya kesadaran orang tua di daerah-daerah untuk menyekolahkan anaknya

Memang, beberapa sekolah di perkotaan sudah relatif maju dan memadai. Akan tetapi cobalah Anda pikirkan, apakah presentasi anak yang sekolah di sekolah eksklusif serba memadai setara dengan anak yang harus berjalan kaki berjam-jam untuk menuju sekolahnya yang reyot?

Pembangunan yang terlalu terpusat di perkotaan dan tidak merata ke daerah-daerah di Indonesia menyebabkan terjadinya permasalahan pendidikan. Adapun masyarakat miskin perkotaan tetap harus menahan keinginannya untuk mengenyam pendidikan di sekolah-sekolah yang bermutu.

Kabar baiknya, pemerintah sedang berusaha untuk meluruskan benang kusut masalah sosial ini. Berbagai program dijalankan dengan tujuan memperbaiki pendidikan Indonesia, seperti program Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk memenuhi kebutuhan fasilitas dan sarana sekolah, program Indonesia Mengajar untuk memenuhi kebutuhan guru di pelosok, program Sertifikasi Akta IV bagi pengajar untuk meningkatkan kualitas tenaga pendidik, program sekolah gratis untuk membantu mereka yang tidak mampu membayar biaya pendidikan, berbagai program beasiswa, dan sebagainya.

Permasalahan pendidikan juga mencakup tidak memadainya pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus. Terbatasnya jumlah Sekolah Luar Biasa (SLB) cukup menyulitkan bagi para orang tua dengan anak berkebutuhan khusus. Namun di daerah-daerah, banyak juga orang tua yang berpikir bahwa anaknya yang ‘berbeda’ tidak perlu disekolahkan. Ini juga sepatutnya menjadi fokus pemerintah.

3. Pengangguran

Pengangguran terkait dengan tidak seimbangnya jumlah pencari kerja dan jumlah lapangan kerja yang tersedia. Orang yang disebut pengangguran adalah mereka yang tidak memiliki sumber penghasilan sama sekali dan tengah mencari kerja. Tingkat pengangguran di Indonesia konon menurun sebanyak 6%, dari 8,12 juta orang menjadi 7,61 juta orang.

Ada beberapa jenis pengangguran, yaitu:

  • Pengangguran terbuka; yaitu mereka yang secara terang-terangan baru kehilangan pekerjaannya dan sedang berusaha mencari pekerjaan lain.
  • Pengangguran musiman; yaitu mereka yang sewaktu-waktu menganggur tetapi dalam waktu lain memiliki pekerjaan.
  • Pengangguran terselubung; yaitu mereka yang jam kerjanya kurang dari 35 jam/minggu.
  • Pengangguran struktural; yaitu mereka yang tidak mendapatkan pekerjaan karena tidak memenuhi kriteria yang dibutuhkan.
  • Pengangguran sukarela; yaitu mereka yang tidak memiliki pekerjaan dan tidak berusaha mencari pekerjaan.

Untuk mengatasi pengangguran, pemerintah banyak mengupayakan berbagai cara. Di antaranya adalah dengan menyediakan kursus pelatihan kerja di dinas tenaga kerja daerah, memacu anak muda (dan pengangguran) untuk berwiraswasta dan meminjamkan dana dengan bunga rendah (bahkan tanpa bunga), dan sebagainya.

Pengangguran, selain menimbulkan efek ekonomis bagi para pelakunya, juga menimbulkan efek psikologis. Menjadi pengangguran sering kali dianggap aib, walaupun pelaku terpaksa menjadi pengangguran karena memang tidak ada perusahaan yang menerimanya bekerja.

Berbagai Masalah Sosial Lain yang Terjadi di Indonesia

Selain ketiga masalah sosial di atas, ada masalah-masalah sosial lain yang harus segera diberantas guna memaksimalkan pembangunan dan meningkatkan taraf hidup masyarakat. Inilah beberapa di antaranya:
  • Kesenjangan sosial

Masalah sosial ini juga bisa menimbulkan efek yang lain. Misalnya terdapat perbedaan yang sangat mencolok antara orang yang mampu dan kelebihan harta serta orang yang hidupnya selalu dalam kondisi yang pas-pasan saja. Hal ini bisa menimbulkan rasa kecemburuan yang tinggi sehingga menghilangkan rasa persaudaraan di masyarakat. Ini juga dapat memacu terjadinya tindakan kriminal.
  • Kemacetan lalu lintas

Masalah sosial yang satu ini lebih sering terjadi terutama di kota-kota besar. Padahal efek dari kemacetan ini juga bisa menimbulkan kerugian yang cukup besar. Misalnya karena harus antri di keramaian lalu lintas orang akan kehilangan waktu untuk bekerja atau kegiatan lain yang bersifat produktif. Kemacetan lalu lintas bisa dianggap sebagai masalah sosial karena akar permasalahan kemacetan adalah sikap pengguna jalan raya yang tidak disiplin mematuhi rambu dan bertingkah seenaknya saja.
  • Disiplin yang kurang

Hal ini menjadi masalah sosial yang paling punya pengaruh terhadap kemajuan suatu wilayah atau negara. Namun untuk menangani masalah yang satu ini memang dibutuhkan kerja keras dan waktu yang cukup lama. Karena untuk menghilangkan problem yang kadangkala sudah menjadi budaya ini butuh pemahaman yang cukup dalam warga.
  • Korupsi, kolusi, dan nepotisme

KKN adalah masalah sosial yang relatif terjadi merata di berbagai lapisan masyarakat, mulai dari pejabat pemerintahan hingga pegawai kecil di daerah pernah melakukan KKN, sebesar apa pun jumlahnya. KKN harus segera diberantas jika ingin masyarakat hidup sejahtera dan negara ini semakin maju.

Berbagai cara yang dapat dilakukan oleh berbagai pihak dalam membantu mengatasi masalah sosial antara lain:

ü  Menjadi orang tua asuh bagi anak sekolah yang kurang mampu.
ü  Tokoh agama memberikan penyuluhan tentang keimanan dan moral dalam menghadapi persoalan sosial.
ü  Para pengusaha dan lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan lain ikut memberikan beasiswa.
ü  Lembaga Bantuan Hukum (LBH) dan Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) membantu dalam berbagai bidang dimulai dengan penyuluhan sampai bantuan berupa materi.
ü  Lembaga-lembaga dari PBB seperti UNESCO, UNICEF, dan WHO memberikan bantuan kepada pemerintah Indonesia untuk mengatasi masalah sosial.
ü  Para dermawan yang secara pribadi banyak memberi bantuan kepada masyarakat sekitarnya berupa materi.
ü  Organisasi pemuda seperti karang taruna yang mendidik dan mengarahkan para remaja putus sekolah dan pemuda untuk berkarya dan berusaha mengatasi pengangguran.
ü  Perguruan tinggi melakukan pengabdian kepada masyarakat dengan memberikan berbagai penyuluhan.

Selain cara-cara tersebut di atas, pemerintah juga menggalakkan berbagai program untuk mengatasi masalah sosial antara lain:
  • Pemberian Bantuan Operasional Sekolah (BOS). BOS diberikan kepada siswa-siswa sekolah mulai dari sekolah dasar sampai tingkat SLTA. Tujuannya untuk meringankan biaya pendidikan.
  • Pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT) BLT diberikan kepada masyarakat miskin yang tidak berpenghasilan sebagai dana kompensasi kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
  • Pemberian Kartu Askes. Bagi keluarga miskin pemerintah memberikan kartu Askes untuk berobat ke puskesmas atau rumah sakit yang ditunjuk dengan biaya ringan atau gratis.
  • Pemberian Beras Untuk Masyarakat Miskin (Raskin). Pemberian bantuan pangan dari pemerintah berupa beras dengan harga yang sangat murah.
  • Pemberian Sembako. Bantuan pangan lainnya berupa sembako, dengan harga murah.

Demikianlah sekilas tentang beberapa masalah sosial yang sedang di hadapi bangsa kita. Semoga masalah penghambat kemajuan ini bisa segera terselesaikan sehingga kita bisa menjadi bangsa yang besar, makmur dan sejahtera.

Sumber :

http://chyntiadhelia.blogspot.com/2012/06/permasalahan-sosial-dan-cara-pencegahan.html
http://www.anneahira.com/masalah-sosial-16717.html
http://dirtyfarms.blogspot.com/2012/12/masalah-sosial-yang-terjadi-di.html
http://elangbudi.wordpress.com/2011/10/11/permasalahan-sosial-di-indonesia/

Rabu, 05 Juni 2013

Manusia dan Pandangan Hidup

A. LATAR BELAKANG
Dua kekayaan manusia yang paling utama ialah “Akal dan Budi” atau lazimnya disebut pikiran dan perasaan. Disatu sisi akal dan budi atau pikiran dan perasaan tersebut telah memungkinkan munculnya tuntutan-tuntutan hidup manusia yang lebih daripada tuntutan hidup makhluk lain.
Disisi lain akal dan budi memungkinkan munculnya karya-karya manusia yang sampai kapanpun tidak pernah akan dapat dihasilkan oleh makhluk lain. Cipta, karsa, dan rasa pada manusia yakni sebagai buah akal budinya terus melaju tanpa hentinya berusaha menciptakan benda-benda baru untuk memenuhi kebutuhan / hajat hidupnya. Baik yang bersifat jasmani maupun rohani. Dari proses ini maka lahirlah apa yang disebut kebudayaan dan pandangan terhadap hidup. Jadi pada hakikatnya, kebudayaan dan pandangan terhadap hidup ini tidak lain adalah segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal budi manusia.
Dalam pikiran dan perasaan manusia, ada beberapa faktor penting yang harus menjadikan manusia sebagai makhluk yang berakal, yakni :

1. Pandangan Hidup
Pandangan Hidup merupakan suatu dasar atau landasan untuk membimbing kehidupan jasmani dan rohani. Pandangan hidup ini sangat bermanfaat bagi kehidupan individu, masyarakat, atau negara. Semua perbuatan, tingkah laku dan aturan serta undang-undang harus merupakan pancaran dari pandangan hidup yang telah dirumuskan.
Pandangan hidup sering disebut filsafat hidup. Filsafat berarti cinta akan kebenaran, sedangkan kebenaran dapat dicapai oleh siapa saja. Hal inilah yang mengakibatkan pandangan hidup itu perlu dimiliki oleh semua orang dan semua golongan.
Setiap orang, baik dari tingkatan yang paling rendah sampai dengan tingkatan yang paling tinggi, mempunyai cita-cita hidup. Hanya kadar cita-citanya sajalah yang berbeda. Bagi orang yang kurang kuat imannya ataupun kurang luas wawasannya, apabila gagal mencapai cita-cita, tindakannya biasanya mengarah pada hal-hal yang bersifat negative.
Disinilah peranan pandangan hidup seseorang. Pandangan hidup yang teguh merupakan pelindung seseorang. Dengan memegang teguh pandangan hidup yang diyakini, seseorang tidak akan bertindak sesuka hatinya. Ia tidak akan gegabah bila menghadapi masalah, hambatan, tantangan dan gangguan, serta kesulitan yang dihadapinya.
Biasanya orang akan selalu ingat, taat, kepada Sang Pencipta bila sedang dirudung kesusahan. Namun, bila manusia sedang dalam keadaan senang, bahagia, serta kecukupan, mereka lupa akan pandangan hidup yang diikutinya dan berkurang rasa pengabdiannya kepada Sang Pencipta. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :
- Kurangnya penghayatan pandangan hidup yang diyakini.
- Kurangnya keyakinan pandangan hidupnya.
- Kurang memahami nilai dan tuntutan yang terkandung dalam pandangan hidupnya.
- Kurang mampu mengatasi keadaan sehingga lupa pada tuntutan hidup yang ada dalam pandangan hidupnya.
- Atau sengaja melupakannya demi kebutuhan diri sendiri.

Pandangan hidup tidak sama dengan cita-cita. Sekalipun demikian, pandangan hiup erat sekali kaitannya dengan cita-cita. Pandangan hidup merupakan bagian dari hidup manusia yang dapat mencerminkan cita-cita atau aspirasi seseorang dan sekelompok orang atau masyarakat.
Pandangan hidup merupakan sesuatu yang sulit untuk dikatakan, sebab kadang-kadang pandangan hidup hanya merupakan suatu idealisme belaka yang mengikuti kebiasaan berpikir didalam masyarakat. Manuel Kaisiepo (1982) dan Abdurrahman Wahid (1985) berpendapat bahwa pandangan hidup itu bersifat elastis. Maksudnya bergantung pada situasi dan kondisi serta tidak selamanya bersifat positif.
Pandangan hidup yang sudah diterima oleh sekelompok orang biasanya digunakan sebagai pendukung suatu organisasi disebut ideology. Pandangan hidup dapat menjadi pegangan, bimbingan, tuntutan seseorang ataupun masyarakat dalam menempuh jalan hidupnya menuju tujuan akhir.

2. Cita-Cita
Pandangan hidup terdiri atas cita-cita, kebajikan dan sikap hidup. Cita-cita, kebajikan dan sikap hidup itu tak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia. Dalam kehidupannya manusia tidak dapat melepas diri dari cita-cita, kebajikan dan sikap hidup itu.
Orang tua selalu menimang-nimang anaknya sejak masih bayi agar menjadi dokter, insinyur, dan sebagainya. Ini berarti bahwa sejak anaknya lahir, bahkan sejak dalam kandungan, orang tua telah berangan-angan agar anaknya itu mempunyai jabatan atau profesi yang biasanya tak tercapai oleh orang tuanya.
Selain dari itu, pada setiap kelahiran bayi, do’a yang di ucapkan oleh family atau handai taulan biasanya berbunyi : “ Semoga kelak menjadi orang yang berguna bagi nusa, bangsa, agama, dan berbakti kepada orang tua.
Karena itu wajarlah apabila cita-cita, kebajikan, dan pandangan hidup merupakan bagian hidup manusia. Tidak ada orang hidup tanpa cita-cita, tanpa berbuat kebajikan, dan tanpa sikap hidup. Sudah tentu kadar atau tingkat cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup itu berbeda-beda bergantung kepada pendidikan, pergaulan, dan lingkungan masing-masing.
Cita-cita itu perasaan hati yang merupakan suatu keinginan yang ada dalam hati. Cita-cita sering kali diartikan sebagai angan-angan, keinginan, kemauan, niat atau harapan. Cita-cita itu penting bagi manusia, karena adanya cita-cita menandakan kedinamikan manusia.

Ada tiga kategori keadaan hati seseorang yakni lunak, keras,dan lemah, seperti :
- Orang yang berhati keras, biasanya tak berhenti berusaha sebelum cita-citanya tercapai. Ia tidak menghiraukan rintangan, tantangan, dan segala esulitan yang dihadapinya. Orang yang berhati keras biasanya juga mencapai hasil yang gemilang dan sukses hidupnya.
- Orang berhati lunak biasanya dalam usaha mencapai cita-citanya menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi. Namun ia tetap berusaha mencapai cita-cita itu. Karena, biarpun lambat ia akan berhasil juga mencapai cita-citanya.
- Orang yang berhati lemah biasanya mudah terpengaruh oleh situasi dan kondisi. Bila menghadapi kesulitan cepat-cepat ia berganti haluan dan berganti keinginan.

3. Kebajikan
Kebajikan atau kebaikan pada hakikatnya adalah perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama atau etika. Manusia berbuat baik, karena menurut kodratnya manusia itu baik dan makhluk bermoral. Atas dorongan suara hatinya manusia cenderung berbuat baik. Untuk melihat apa itu kebajikan, kita harus melihat dari tiga segi, yaitu :
Manusia sebagai pribadi, Yang menentukan baik-buruknya adalah suara hati. Suara hati itu semacam bisikan dalam hati untuk menimbang perbuatan baik atau tidak. Jadi suara hati itu merupakan hakim terhadap diri sendiri. Suara hati sebenarnya telah memilih yang baik, namun manusia seringkali tidak mau mendengarkan.
Manusia sebagai anggota masyarakat, Yang menentukan baik-buruknya adalah suara hati masyarakat. Suara hati manusia adalah baik, tetapi belum tentu suara hati masyarakat menganggap baik. Sebagai anggota masyarakat, manusia tidak dapat membebaskan diri dari kemasyarakatan.
Manusia sebagai makhluk tuhan, manusia pun harus mendengarkan suara hati Tuhan. Suara Tuhan selalu membisikkan agar manusia berbuat baik dan mengelakkan perbuatan yang tidak baik. Jadi, untuk mengukur perbuatan baik dan buruk, harus kita dengar pula suara Tuhan atau Kehendak Tuhan. Kehendak Tuhan berbentuk Hukum Tuhan atau Hukum agama.
Jadi, kebajikan itu adalah perbuatan yang selaras dengan suara hati kita, suara hati masyarakat, dan Hukum Tuhan. Kebajikan berarti berkata sopan, santun, berbahasa baik, bertingkah laku baik, ramah-tamah terhadap siapapun, berpakaian sopan agar tidak merangsang bagi yang melihatnya.
Namun ada pula kebajikan semu, yaitu kejahatan yang berselubung kebajikan. Kebajikan semu ini sangat berbahaya, karena pelakunya orang-orang munafik yang bermaksud mencari keuntungan diri sendiri.

4. Sikap Hidup
Sikap hidup ialah keadaan hati dalam menghadapi hidup ini. Apakah kita mempunyai sikap yang positif atau yang negatif. Apakah kita mempunyai sikap optimis atau pesimis? Atau apakah kita mempunyai sikap yang apatis?.
Sikap itu ada didalam hati kita dan hanya kitalah yang tahu.orang lain hanya baru tahu setelah kita bertindak. Sikap itu penting, setiap manusia mempunyai sikap dan sudah tentu tiap-tiap orang berbeda sikapnya. Sikap dapat dibentuk sesuai kemauan yang membentuknya.
Sikap dapat juga berubah karena situasi, kondisi, dan lingkungan. Dalam menghadapi kehidupan, manusia selalu menghadapi manusia lain atau menghadapi sekelompok manusia. Ada beberapa sikap etis dan non etis. Sikap etis disebut juga sikap positif, dan sikap non etis disebut juga sikap negatif.
Ada tujuh sikap etis, yaitu :
- sikap lincah – sikap arif
- sikap rendah hati – sikap berani
- sikap tenang – sikap halus
- dan sikap bangga
Sikap non etis atau sikap negatif, yaitu :
- sikap kaku – sikap takut
- sikap gugup – sikap kasar
- sikap angkuh – sikap dan sikap rendah diri
Sikap-sikap ini harus dijauhkan dari diri pribadi-pribadi., karena sangat merugikan baik bagi pribadi masing-masing maupun bagi kemajuan bangsa.

 A. PENGERTIAN PANDANGAN HIDUP
Setiap manusia mempunyai pandangan hidup yang bersifat kodrati, karena menentukan masa depan seseorang. Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, dan petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya.
Pandangan hidup banyak sekali macam dan ragamnya. Akan tetapi pandangan hidup dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya, yaitu terdiri dari tiga macam:
Pandangan hidup yang berasal dari agama, yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya.
Pandangan hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada negara tersebut.
Pandangan hidup hasil renungan, yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.
Pandangan hidup pada dasarnya mempunyai unsur-unsur yaitu cita-cita, kebajikan, usaha, keyakinan/kepercayaan. Keempat unsur ini merupakan satu rangkaian kesatuan yang tidak terpisahkan.

B. CITA-CITA
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, cita-cita adalah keinginan, harapan, tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Dengan demikian cita-cita merupakan pandangan masa depan dan pandangan hidup yang akan datang. Pada umumnya cita-cita merupakan semacam garis linier yang makin lama makin tinggi, dengan perkataan lain, cita-cita merupakan keinginan, harapan, dan tujuan manusia yang makin tinggi tingkatannya.
Apabila cita-cita itu tidak mungkin atau belum mungkin terpenuhi, maka cita-cita itu disebut angan-angan.
Antara masa sekarang yang merupakan realita dengan masa yang akan datang sebagai ide atau cita-cita terdapat jarak waktu. Dapatkah seseorang mencapai apa yang dicita-citakan, hal itu bergantung dari tiga faktor, manusia yang memiliki cita-cita, kondisi yang dihadapi selama mencapai apa yang dicita-citakan, dan seberapa tinggikah cita-cita yang hendak dicapai.
Faktor manusia yang mau mencapai cita-cita ditentukan oleh kualitas manusianya. Ada orang yang tidak berkemauan, sehingga apa yang dicita-citakan hanya merupakan khyalan saja.
Faktor kondisi yang mempengaruhi tercapainya cita-cita, pada umumnya dapat disebut yang menguntungkan dan yang menghambat. Faktor yang menguntungkan merupakan kondisi yang memperlancar tercapainya suatu cita-cita, sedangkan faktor yang menghambat merupakan kondisi yang merintangi tercapainya suatu cita-cita.
Faktor tingginya cita-cita yang merupakan faktor ketiga dalam mencapai cita-cita. Memang ada anjuran agar seseorang menggantungkan cita-citanya setinggi bintang di langit. Tetapi bagaimana faktor manusianya, mampukah yang bersangkutan mencapainya; demikian juga faktor kondisinya memungkinkan hal itu, apakah dapat merupakan pendorong atau penghalang cita-cita. Sementara itu ada lagi anjuran, agar seseorang menempatkan cita-citanya yang sepadan atau sesuai dengan kemampuannya. Pepatah mengatakan “bayang-bayang stinggi badan”, artinya mencapai cita-cita sesuai dengan kemampuan dirinya. Anjuran yang terakhir ini menyebabkan seseorang secara bertahap mencapai apa yang diidam-idamkan. Pada umumnya dilakukan dengan penuh perhitungan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki saat itu serta kondisi yang dilaluinya.

C. KEBAJIKAN
Kebajikan, kebaikan, atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya sama dengan perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama dan etika.
Manusia berbuat baik,karena menurut kodratnya manusia itu baik, makhluk bermoral. Atas dorongan suara hatinya manusia cenderung berbuat baik.
Manusia adalah seorang pribadi yang utuh, yang terdiri atas jiwa dan badan. Kedua unsur itu terpisah bila manusia meninggal. Karena merupakan pribadi, manusia mempunyai pendapat sendiri, ia mencintai diri sendiri, perasaan sendiri, cita-cita sendiri, dan sebagainya. Justru karena itu, karena mementingkan diri sendiri, seringkali manusia tidak mengenal kebajikan.
Manusia merupakan makhluk sosial, yang hidup bermasyarakat, saling membutuhkan, saling menolong, saling menghargai sesama anggota masyarakat. Sebaliknya pula saling mencurigai, saling membenci, saling merugikan, dan sebagainya.
Manusia sebagai makhluk Tuhan, diciptakan Tuhan dan dapat berkembang karena Tuhan. Untuk itu manusia dilengkapi dengan kemampuan jasmani dan rohani, juga fasilitas alam sekitarnya seperti tanah, air, tumbuh-tumbuhan, dan sebagainya.
Untuk melihat apa itu kebajikan, kita harus melihat dari tiga segi, yaitu manusia sebagai makhluk pribadi, manusia sebagai anggota masyarakat, dan manusia sebagai makhluk Tuhan.
Faktor-faktor yang menentukan tingkah laku setiap orang ada tiga hal, yaitu:
1. Faktor pembawaan (heriditas) yang telah ditentukan pada waktu seseorang masih dalam kandungan.
2. Faktor lingkungan (environment). Lingkungan yang membentuk seseorang merupakan alam kedua yang terjadinya setelah seorang anak lahir. Lingkungan membentuk jiwa seseorang meliputi lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
3. Faktor pengalaman yang khas yang pernah diperoleh. Baik pengalaman pahit yang sifatnya negatif, maupun pengalaman manis yang sifatnya positif, memberikan pada manusia suatu bekal yang selalu dipergunakan sebagai pertimbangan sebelum seseorang mengambil tindakan.

D. USAHA/PERJUANGAN
Usaha atau perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan cita-cita. Setiap manusia harus kerja keras untuk kelnjutan hidupnya. Sebagian hidup manusia adalah usaha/perjuangan. Perjuangan untuk hidup, dan ini sudah kodrat manusia. Tanpa usaha/perjuangan, manusia tidak dapat hidup sempurna. Kerja keras itu dapat dilakukan dengan otak/ilmu maupun dengan tenaga/jasmani, atau dengan kedua-duanya. Kerja keras pada dasarnya menghargai dan meningkatkan harkat dan martabat manusia. Sebaliknya pemalas membuat manusia itu miskin, melarat, dan berarti menjatuhkan harkat dan martabatnya sendiri. Karena itu tidak boleh bermalas-malas, bersantai-santai dalam hidup ini. Santai dan istirahat ada waktunya dan manusia mengatur waktunya itu.
Untuk bekerja keras manusia dibatasi oleh kemampuan. Karena kemampuan terbatas itulah timbul perbedaan tingkat kemakmuran antara manusia satu dan manusia lainnya. Kemampuan itu terbatas pada fisik dan keahlian/ketrampilan. Karena manusia itu mempunyai rasa kebersamaan dan belas kasihan antara sesama manusia, maka ketidakmampuan atau kemampuan terbatas yang menimbulkan perbedaan tingkat kemakmuran itu dapat diatasi bersama-sama secara tolong-menolong, bergotong royong.

E. KEYAKINAN/KEPERCAYAAN
Keyakinan/kepercayaan yang menjadi dasar pandangan hidup berasal dari akal atau kekuasaan Tuhan. Menurut Prof.Dr.Harun Nasution, ada tiga aliran filsafat, yaitu:
Aliran Naturalisme
Aliran naturalisme berintikan spekulasi, mungkin ada Tuhan, mungkin juga tidak ada Tuhan. Bagi yang percaya Tuhan, Tuhan itulah kekuasaan tertinggi. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan. Karena itu manusia mengabdi kepada Tuhan berdasarkan ajaran-ajaran Tuhan yaitu agama. Ajaran agam itu ada dua macam, yaitu:
a) Ajaran agama dogmatis, yang disampaikan oleh Tuhan melalui nabi-nabi. Ajaran agamanya bersifat mutlak (absolut), terdapat dalam kitab suci Al-Quran dan Hadist. Sifatnya tetap, tidak berubah-ubah.
b) Ajaran agama dari pemuka-pemuka agama, yaitu sebagai hasil pemikiran manusia, sifatnya relatif (terbatas). Sifatnya dapat berubah-ubah sesuai dengan perkembangan jaman.


F. LANGKAH-LANGKAH BERPANDANGAN HIDUP YANG BAIK
1) Mengenal
Mengenal merupakan suatu kodrat bagi manusia yang merupakan tahap pertama dari setiap aktivitas hidupnya yang dalam hal ini mengenal apa itu pandangan hidup.
2) Mengerti
Mengerti disini dimaksudkan mengerti terhadap pandangan hidup itu sendiri.
3) Menghayati
Dalam menghayati, pandangan hidup kita memperoleh gambaran yang tepat dan benar mengenai kebenaran pandangan hidup itu sendiri.
4) Meyakini
Meyakini ini merupakan suatu hal untuk cenderung memperoleh suatu kepastian sehingga dapat mencapai suatu tujuan hidupnya.
5) Mengabdi
Pengabdian merupakan sesuatu hal yang penting dalam menghayati dan meyakini sesuatu yang telah dibenarkan dan diterima baik oleh dirinya lebih-lebih oleh orang lain.
6) Mengamankan Langkah terakhir yang merupakan langkah terberat dan benar-benar membutuhkan iman yang teguh dan kebenaran dalam menanggulangi segala sesuatu demi tegaknya pandangan hidup itu.

B. MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP
Akal dan budi sebagai milik manusia ternyata membawaciri tersendiri akan diri manusia itu. Sebab akal dan budi mengakibatkan manusia memiliki keunggulan dibandingkan dengan makhluk lainnya. Satu diantar keunggulan manusia tersebut ialah pandangan hidup. Disatu pihak manusia menyadari bahwa dirinya lemah, dipihak lain menusia menyadari kehidupannya lebih kompleks.
Kesadaran akan kelemahan dirinya memaksa manusia mencari kekuatan diluar dirinya. Dengan kekuatan ini manusia berharap dapat terlindung dari ancaman-ancaman yang selalu mengintai dirinya, baik yang fisik maupun non fisik. Seperti penyakit, bencana alam, kegelisahan, ketakutan, dan sebagainya.
Selain itu manusia sadar pula bahwa kehidupannya itu lain bila dibandingkan dengan kehidupan makhluk lain. Sadar pula bahwa dibalik kehidupan ini ada kehidupan lain yang diyakini lebih abadi. Lebih yakin lagi bahwa kehidupan lain itu bahkan merupakan kehidupan yang sesungguhnya.
Disana setiap manusia akan mempertanggung jawabkan apa yang dilakukan selama hidup didunia. Manusia tahu benar bahwa baik dan buruk itu akan memperoleh perhitungan, maka manusia akan selalu mencari sesuatu yang dapat menuntunnya kearah kebaikan dan menjauhkan diri dari keburukan.
Akhirnya manusia menemukan apa yang disebut “ sesuatu dan kekuatan diluar dirinya “. Ternyata keduanya adalah “ Agama dan Tuhan “. Dengan demikian bahwa pandangan hidup merupakan masalah yang asasi bagi manusia. Sayangnya tidak semua manusia yang memahaminya, sehingga banyak orang yang memeluk suatu agama semata-mata atas dasar keturunan. Akibatnya banyak orang yang beragama hanya pada lahirnya saja dan tidak sampai batinnya. Atau yang sering dikenal dengan agama KTP. Padahal urusan agama adalah urusan akal, seperti dikatakan oleh Nabi Muhammad SAW. Dalam satu hadistnya : Agama adalah akal, tidak ada agama bagi orang-orang yang tidak berakal.”

Maksud Nabi Muhammad SAW tersebut ialah agar manusia dalam memilih suatu agama benar-benar berdasarkan pertimbangan akalnya, dan bukan semata-mata karena asas keturunan. Hal ini ditegaskan oleh firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat-236 yang artinya :

“ Tidak ada paksaan untuk memasuki sesuatu agama, sesungguhnya telah jelas antara jalan (agama) yang benar dan jalan (agama) yang salah.”

Ternyata, pandangan hidup sangat penting. Baik untuk kehidupan sekarang maupun kehidupan di akhirat. Dan sudah sepantasnya setiap manusia memilikinya. Maka pilihan pandangan hidup harus betul-betul berdasarkan pilihan akal bukan sekedar ikut-ikutan saja.
Perlu kita sadari bahwa baik Tuhan maupun agama bagi kita adalah suatu kebutuhan. Bukan kebutuhan sesaat seperti makan, minum, tidur, dan sebagainya. Melainkan kebutuhan yang terus menerus dan abadi. Sebab setiap saat kita memerlukan perlindungan Allah SWT dan petunjuk agama sampai diakhir nanti.
Firman Allah SWT :

Yang artinya :
“ Kamilah pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat ; didalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh pula apa yang kamu minta.” (QS.Fushilat : 31).

Konsep dasar tentang pandangan hidup
Manusia adalah makhluk Tuhan yang diberikan akal dan pikiran, serta hati.secara psikologi karakter manusia terbentuk dari tiga unsur, yaitu pikiran, hati nurani, dan hawa nafsu.ketiganya ini harus barjalan dengan seimbang dan saling mengendalikan satu sama lain untuk menjadikan karakter yang baik pada manusia tersebut.Maka, manusia semasa hidupnyadalam setiap pekerjaan dan kegiatannya selalu menggunakan ketiga unsur tersebut,sejak dilahirkan, manusia tentu saja telah memilki karakter bawaan dari orang tuanya, dan memiliki berbagai macam pengalaman semasa hidupanya samapi dia dewasa. Hal inilah yang menyebabkan timbulnya pandangan hidup yang berbada – beda pada setiap orang.
Pandangan hidup adalah sikap manusia yang paling mendasar dalam menyikapi setiap hal yang terjadi dalam hidupnya, baik itu berupa masalah, tugas, tantangan dan segala yang dilakukannya manusia pasti mempunyai pandangannya masing – masing. Saya sebagai makhluk Tuhan yang beragama meyakini bahwa Tuhan itu ada,dan sangat berperan penting dalam kehidupan.banyak hal – hal yang tidak bisa dijelaskan dengan akal sehat di dunia ini, karena memang hal tersebut tidak akan bisa kita pikirkan dengan pikiran kita yang terbatas.hal inilah yang kita sebut sebagai iman.banyak orang yang mempertanyakan tentang kepercayaan orang lain yang tidak bisa diterima dengan akal sehatnya. Jawabannya adalah iman.karena iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.sama halnya seperti rasa sakit, cinta, dan kasih, yang kita tidak dapat mengetahui seperti apa wujudnya, dan tidak dapat kita pikirkan dengan akal sehat tetapi kita mempercayai keberadaan hal tersebut.

·         Menurut asalnya pandangan hidup dibagi menjadi 3 yaitu :
1.    Pandangan hidup yang berasal dari agama,
2.    Pandangan hidup yang berupa ideologi, dan
3.    Pandangan hidup hasil renungan.

·         Pandangan hidup terdiri dari 4 unsur antara lain :
1.    Cita – Cita yang diinginkan dapat diraih dengan usaha dan perjuangan,
2.    Berbuat baik dalam segala hal dapat membuat seseorang merasa bahagia, damai, dan tentram,
3.    Usaha atau perjuangan adalah kerja keras yang dilandasi oleh keyakinan, dan
4.    Keyakinan dan kepercayaan adalah hal yang terpenting dalam hidup manusia.

Dalam perjuangan menuju kehidupan yang lebih sempurna, sebagai makhluk Ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Manusia memerlukan nilai-nilai unsure yang akan dianutnya sebagai pandangan hidup-nilai luhur adalah tolak ukur kebaikan yang berkenan dengan hal-hal yang bersifat mendasar atau abadi dalam hidup manusia. Seperti tentang cita-cita dan tujuan yang hendak dicapai dalam hidup ini.

Lembaga Yang Mewujudkan Pandangan Hidup
Fungsi lembaga-lembaga yang dibentuk manusia adalah sebagai instrument, sarana, dan wahana untuk mewujudkan pandangan kehidupan adalah sekedar merupakan konsepsi yang bersifat abstrak, tanpa daya untuk mewujudkan dirinya dalam kenyataan.
Sebagai makhluk sosial manusia tidaklah mungkin hidup menyendiri. Oleh karena itu, setiap manusia pribadi hidup sebagai bagian dari lingkungan social yang lebih luas, secara berturut-turut lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat dll.

Hubungan Pandangan Hidup Masyarakat.
Hubungan pandangan mengenai kehidupan manusia dan masyarakat berdasarkan pada pandangan tentang manusia. Pandangan tentang manusia ini di dasarkan pada Pancasila. Dari sini dapat pula diartikan sebagai pandangan hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam hubungan inilah manusia dapat hidup dan menghidupi. Manusia hidup dalam hubungan dengan Tuhannya dan dalam perlindunganNya selamanya termasuk dengan lingkungan. Dengan dan dalam kebudayaan dan serba hubungan menjadikan dunia dan lingkungan lebih menyenangkan dan menjadikan hidup lebih baik.

Pandangan Hidup Berbangsa dan Bernegara
Konsep bangsa yang digunakan untuk merumuskan sila ketiga terutama konsep E Renan, yaitu sekelompok manusia yang mempunyai keinginan bersama untuk bersatu dan tetap mempertahankan persatuan,sedangkan factor-faktor yang mendorong manusia ingin bersatu itu bermacam-macam. Dalam hal ini apa yang digariskan oleh pasal 2 ayat
(1) menegaskan bahwa Negara Indonesia ialah Negara kesatuan yang berbentuk republik. Faktor pendorong kearah persatuan yang ditekankan oleh WD ialah pendidikan, budaya yang diatur dalam pasal 31ayat
(2) pemerintah berusaha menyelenggarakan suatu sistem penghujatan nasional yang diatur dengan undang-undang.

Norma-norma itulah yang harus di ikuti agar orang-orang Indonesia dapat hidup berbangsa sesuai dengan pancasila dan menjalankan sila 3 yang wujudkan pasal-pasal tersebut. Orang Indonesia tidak terlepas dari pasal-pasal lain. Lewat hal ini pulalah kecintaan manusia kepada Indonesia kepada bendera merah putih dan bahasa Indonesia dapat dikemukakan secara intensif.
Pencemaran adalah masuk atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan/ atau komponen lain ke dalam air atau udara. Pencemaran juga bisa berarti berubahnya tatanan (komposisi) air atau udara oleh kegiatan manusia dan proses alam, sehingga kualitas air/ udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya. Untuk mencegah terjadinya pencemaran terhadap lingkungan oleh berbagai aktivitas industri dan aktivitas manusia, maka diperlukan pengendalian terhadap pencemaran lingkungan dengan menetapkan baku mutu lingkungan. Pencemaran terhadap lingkungan dapat terjadi dimana saja dengan laju yang sangat cepat, dan beban pencemaran yang semakin berat akibat limbah industri dari berbagai bahan kimia termasuk logam berat.
Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia masuk dan mengubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).
Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.
Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe polutan, jalur masuk ke dalam tubuh dan kerentanan populasi yang terkena. Kromium, berbagai macam pestisida dan herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi. Timbal sangat berbahaya pada anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal pada seluruh populasi. Kuri (air raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal, beberapa bahkan tidak dapat diobati. PCB dan siklodiena terkait pada keracunan hati. Organofosfat dan karmabat dapat dapat menyebabkan ganguan pada saraf otot. Berbagai pelarut yang mengandung klorin merangsang perubahan pada hati dan ginjal serta penurunan sistem saraf pusat. Terdapat beberapa macam dampak kesehatan yang tampak seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk paparan bahan kimia yang disebut di atas. Yang jelas, pada dosis yang besar, pencemaran tanah dapat menyebabkan kematian.
Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem. Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut. Bahkan jika efek kimia pada bentuk kehidupan terbawah tersebut rendah, bagian bawah piramida makanan dapat menelan bahan kimia asing yang lama-kelamaan akan terkonsentrasi pada makhluk-makhluk penghuni piramida atas. Banyak dari efek-efek ini terlihat pada saat ini, seperti konsentrasi DDT pada burung menyebabkan rapuhnya cangkang telur, meningkatnya tingkat kematian anakan dan kemungkinan hilangnya spesies tersebut.
Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman dimana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.
Dilihat dari pandangan psikologis pencemaran tanah ini sangatlah berpengaruh negatif yang sangat bsar bila tidak segera diatasi, banyak orang yang akan mengeluh atas pencemaran ini, apalagi tanah sangat erat hubungannya dengan air, bila tanah tercemar otomatis air juga ikut tercemar. Semua orang pasti akan merasa kesal atas pencemaran ini, tetapi semua ini juga kesalahan manusia itu sendiri yang tidak mau menjaga kelestarian alam yang sudah Allah swt berikan kepada semua makhluk di bumi ini, banyak orang yang membuang sampah sembarangan, banyak sampah yang menumpuk tetapi dibiarkan dan tidak di atasi dengan segera.

Manusia Dan Pandangan Hidup Secara Psikologi
Manusia adalah manusia yang harus dididik, hal itu tidak terlepas dari potensi psikologis yang diiniliki oleh tiap-tiap individu. Mencerdaskan daya pikir manusia dengan melalui mata pelajaran “menulis, membaca dan berhitung” atau lebih dikenal dengan istilah 3R (writing, reading and arithmetic). Akan tetapi, sesuai dengan perkembangan serta tuntutan hidup manusia sehingga tugas tersebut semakin bertambah dan meluas, yaitu kecuali mencerdaskan otak yang terdapat dalam kepala juga mendidik ahklak atau moralitas yang berkembang dari dalam hati atau dada. Oleh karena itu, semakin meningkatnya rising demands (kebutuhan yang meningkat) maka akhirnya manusia ingin mendidik pula kecekatan atau ketrampilan tangan untuk bekerja terampil.

Manusia merupakan mahkluk hidup yang lebih sempurna apabila dibandingkan dengan mahkluk-mahkluk hidup yang lain. Akibat dari unsur kehidupan yang ada pada manusia, manusia berkembang dan mengalaini perubahan-perubahan, baik perubahan dan segi psikologis ataupun pisiologis. Bagaimana manusia berkembang akan dibicarakan secara mendalam pada psikologi perkembangan sebagai salah satu psikologi khusus yang membicarakan tentang masalah perkembembangan manusia dalam kesempatan ini akan diketengahkan mengenai faktor-faktor yang akan menentukan dalam perkembangan manusia. Mengenai faktor yang menentukan perkembangan manusia ternyata terdapat bermacam-macam pendapat dari para ahli, sehingga pendapat itu menimbulkan bermacam-macarn teori mengenai perkembangan manusia.

Teori-teori perkembangan manusia tersebut antara lain:
Teori Nativisme
Teori ini menyatakan bahwa perkembangan manusia itu faktor-faktor yang dibawakan ditentukan oleh faktor-faktor nativus, yaitu faktor keturunan yang merupakan faktor-faktor yang dibawa oleh individu pada waktu dilahirkan. Menurut teori ini sewaktu individu dilahirkan telah membawa sifat-sifat tertentu, dan sifat-sifat inilah yang akan menentukan keadaan individu yang hersangkutan, sedangkan faktor lain yaitu lingkungan termasuk didalamnya pendidikan dapat dikatakan tidak terpengaruh terhadap perkembangan individu itu. Teori ini dikemukakan oleh Scohopen Haouer.

Teori Empirisme
Teori ini menyatakan bahwa perkembangan seseorang individu akan ditentukan oleh empirinya atau pengalaman-pengalaman yang diperoleh selama perkembangan individu itu. Dalam pengertian pengalaman termasuk juga pendidikan yang diterima oleh individu yang bersangkutan. Manurut teori ini yang dilahirkan itu sebagai kertas putih bersih yang belum ada tulisannya. Akan menjadi apakah individu itu kemudian, tergantung pada apa yang akan dituliskannya diatasnya. Teori ini dikemukakan oleh Jhon Locke, juga sering dikenal dengan teori tabularasa yang memandang keturunan atau pembawaan tidak mempunyai peranan.

Teori Konvergensi
Teori ini merupakan gabungan dan kedua teori diatas. Teori ini dikemukakan oleh William Steren, baik pembawaan maupun pengalaman atau lingkungan mempunyai peranan yang penting didalam perkembangan individu. Perkembangan individu akan ditentukan oleh faktor yang dibawa sejak lahir (faktor endogen) maupun faktor lingkungan termasuk pengalaman dan pendidikan yang merupakan faktor eksogen.

Alat dan potensi manusia adalah sebagai berikut:

Sebagai sifat-sifat Ketuhanan (potesi/fitrah) itu harus ditumbuh kembangkan secara terpadu oleh manusia dan diaktualkan dalam kehidupan individu maupun sosialnya, karena kemulian seseorang disisi Allah ditentukan oleh sejauh mana kualitasnya dalam mengembangkan sifat-sifat ketuhanan tersebut pada dirinya, bukan dilihat dan aspek materi, fisik dan jasad. Islam sangat menentang sifat materialism, paham atau pandangan yang berlebihan dalam mencintai materi, karena pandangan seperti ini akan merusak bagi perkembangan sifat-sifat ketuhanan (fitrah manusia) tersebut serta dapat menghalangi kemampuan seseorang dalam menangkap kebenaran Ilahiyah yang bersifat immaterial.

Pendidikan dan Bimbingan
Pendidikan diartikan sebagai usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau lahan bagi peranannya dimasa yang akan datang. Jadi pada hakikatnya pendidikan itu adalah proses bimbingan, pembelajaran serta pelatihan terhadap generasi muda pada khususnya dan manusia pada umumnya agar nantinya bisa berkehidupan dan melaksanakan perannya serta tugas-tugasnya sebaik mungkin. Bimbingan sendiri adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa individu, agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuannya dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.

Definisi yang terpenting:

- Meningkatkan pengetahuan, pengertian, kesadaran dan toleransi.
- Meningkatkan “questioning skills” dan kemampuan menganalisakan sesuatu – termasuk pendidikannya.
- Meningkatkan kedewasaan individu
- Untuk perkembangan Negara, diperlukan pendidikan yang menghargai kreativitas dan “individual thinking” supaya negara dapat membuat sesuatu yang baru dan lebih baik, dan tidak hanya meng-copy dan negara lain.

Tujuan Pendidikan
Dalam keseluruhan sistem pendidikan, tujuan pendidikan merupakan salah satu komponen pendidikan yang penting, karena akan memberikan arah proses kegiatan pendidikan. Segenap kegiatan pendidikan atau kegiatan pembelajaran diarahkan guna mencapai tujuan pembelajaran. Siswa yang dapat mencapai target tujuan-tujuan tersebut dapat dianggap sebagai siswa yang berhasil. Sedangkan, apabila siswa tidak mampu mencapai tujuan-tujuan tersebut dapat dikatakan mengalami kesulitan belajar. Untuk menandai mereka yang mendapat hambatan pencapaian tujuan pembelajaran, maka sebelum proses belajar dimulai, tujuan harus dirumuskan secara jelas dan operasional. Selanjutnya, hasil belajar yang dicapai dijadikan sebagai tingkat pencapaian tujuan tersebut.

Unsur-unsur pendidikan, antara lain:

- Usaha (kegiatan), usaha itu bersifat bimbingan (pimpinan atau pertolongan) dan dilakukan secara sadar;
- Ada pendidik, pembimbing;atau penolong;
- Ada yang didik
- Bimbingan itu mempunyai dasar dan tujuan; Dalam usaha itu tentu ada alat-alat yang dipergunakan.

Faktor-faktor pendidikan yang dikenal, yaitu:

Faktor tujuan, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya., yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan YME dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan , kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Faktor Pendidik, Pendidik ialah orang yang memikul pertanggungjawaban untuk mendidik, meliputi: orang dewasa, orang tua, guru, pemimpin masyarakat, dan pemimpin agama.

Faktor Anak Didik
Karakteristiknya adalah: belum memiliki pribadi dewasa, masih menyempurnakan aspek kedewasaannya, memiliki sifat-sifat dasar yang sedang ia kembangkan secara terpadu.

Faktor Alat Pendidikan
Alat pendidikan adalah suatu tindakan atau situasi yang sengaja diadakan untuk tercapainya pendidikan tertentu.

Faktor Lingkungan
Menurut Sartain (ahli Psikologi Amerika), lingkungan (environment) meliputi kondisi dan alam dunia yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life processes. Pada dasarnya mencakup tempat, kebudayaan dan kelompok hidup bersama.

Potensi-potensi Dasar Manusia dan lmplikasinya Terhadap Pendidikan
Dari kajian proses terjadinya manusia, dapat ditarik pengertian bahwa manusia itu terdiri atas dua substansi, yaitu :
1). Substansi jasad/materi, yang bahan dasarnya adalah dari materi yang merupakan bagian dan alam semesta ciptaan Alloh SWT dan perkembangannya tunduk dan mengikuti sunnatullah (aturan-aturan yang ditetapkan oleh Allah).
2). Substansi non materi/non jasad, yaitu merupakan penghembusan atau penipuan roh. s
Sedangkan menurut Al-Farabi, manusia itu meimiliki dua unsur pokok yaitu,
1). Satu unsur yang berasal dari alam ala-amr (roh dari perintah Tuhan),
2). Satu unsur yang berasal dari alam al-khalik.


Sumber :
- Seri Diktat Kuliah MKDU: Ilmu Budaya Dasar karya Widyo Nugroho dan Achmad Muchji, Universitas Gunadarma
- http://dofadroid.blogspot.com/2012/05/ibd-manusia-dan-pandangan-hidup.html
-  http://achmadsaugi.wordpress.com/2010/05/11/hubungan-manusia-danpandangan-hidup/
- http://abdirachmadi.blogspot.com/2012/04/hubungan-antara-manusia-danpandangan.html

Jumat, 22 Maret 2013

Kebudayaan Jawa Timur

Indonesia adalah Negara yang kaya akan sumber daya alam, di karenakan posisi yang sangat strategis . Tidak hanya itu pula , Indonesia pun kaya akan adat, suku , serta budaya. Meskipun terdapat berbagai macam perbedaan budaya tetapi tetap satu kesatuan. Bangsa Indonesia di kenal sebagai bangsa yang ramah, saling menolong, serta peduli terhadap orang lain. Bangsa yang baik adalah bangsa yang mau mengenal dan melestarikan budayanya. Baiklah, disini saya akan membahas salah satu budaya di Indonesia yaitu Jawa Timur.

Suku
Jawa Timur adalah sebuah provinsi di bagian timur Pulau Jawa, Indonesia. Ibukotanya adalah Surabaya.Mayoritas penduduk Jawa Timur adalah Suku Jawa, namun demikian, etnisitas di Jawa Timur lebih heterogen. Suku Jawa menyebar hampir di seluruh wilayah Jawa Timur daratan. Suku Madura mendiami di Pulau Madura dan daerah Tapal Kuda (Jawa Timur bagian timur), terutama di daerah pesisir utara dan selatan. Di sejumlah kawasan Tapal Kuda, Suku Madura bahkan merupakan mayoritas. Hampir di seluruh kota di Jawa Timur terdapat minoritas Suku Madura, umumnya mereka bekerja di sektor informal.

Selain penduduk asli, Jawa Timur juga merupakan tempat tinggal bagi para pendatang. Orang Tionghoa adalah minoritas yang cukup signifikan dan mayoritas di beberapa tempat, diikuti dengan Arab; mereka umumnya tinggal di daerah perkotaan. Suku Bali juga tinggal di sejumlah desa di Kabupaten Banyuwangi. Dewasa ini banyak ekspatriat tinggal di Jawa Timur, terutama di Surabaya dan sejumlah kawasan industri lainnya.

Bahasa
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi yang berlaku secara nasional, namun demikian Bahasa Jawa dituturkan oleh sebagian besar Suku Jawa. Bahasa Jawa yang dituturkan di Jawa Timur memiliki beberapa dialek/logat. Di daerah Mataraman (eks-Karesidenan Madiun dan Kediri), Bahasa Jawa yang dituturkan hampir sama dengan Bahasa Jawa Tengahan (Bahasa Jawa Solo-an). Di daerah pesisir utara bagian barat (Tuban dan Bojonegoro), dialek Bahasa Jawa yang dituturkan mirip dengan yang dituturkan di daerah Blora-Rembang di Jawa Tengah.

Dialek Bahasa Jawa di bagian tengah dan timur dikenal dengan Bahasa Jawa Timuran, yang dianggap bukan Bahasa Jawa baku. Ciri khas Bahasa Jawa Timuran adalah egaliter, blak-blakan, dan seringkali mengabaikan tingkatan bahasa layaknya Bahasa Jawa Baku, sehingga bahasa ini terkesan kasar. Namun demikian, penutur bahasa ini dikenal cukup fanatik dan bangga dengan bahasanya, bahkan merasa lebih akrab. Bahasa Jawa Dialek Surabaya dikenal dengan Boso Suroboyoan. Dialek Bahasa Jawa di Malang umumnya hampir sama dengan Dialek Surabaya. Dibanding dengan bahasa Jawa dialek Mataraman (Ngawi sampai Kediri), bahasa dialek malang termasuk bahasa kasar dengan intonasi yang relatif tinggi. Sebagai contoh, kata makan, jika dalam dialek Mataraman diucapkan dengan 'maem' atau 'dhahar', dalam dialek Malangan diucapkan 'mangan'. Salah satu ciri khas yang membedakan antara bahasa arek Surabaya dengan arek Malang adalah penggunaan bahasa terbalik yang lazim dipakai oleh arek-arek Malang.

Kesenian
Jawa Timur memiliki sejumlah kesenian khas. Ludruk merupakan salah satu kesenianJawa Timuran yang cukup terkenal, yakni seni panggung yang umumnya seluruh pemainnya adalah laki-laki. Berbeda dengan ketoprak yang menceritakan kehidupan istana, ludruk menceritakan kehidupan sehari-hari rakyat jelata, yang seringkali dibumbui dengan humor dan kritik sosial, dan umumnya dibuka dengan Tari Remo dan parikan. Saat ini kelompok ludruk tradisional dapat dijumpai di daerah Surabaya, Mojokerto, dan Jombang; meski keberadaannya semakin dikalahkan dengan modernisasi.

Reog yang sempat diklaim sebagai tarian dari Malaysia merupakan kesenian khas Ponorogo yang telah dipatenkan sejak tahun 2001, reog kini juga menjadi icon kesenian Jawa Timur. Pementasan reog disertai dengan jaran kepang (kuda lumping) yang disertai unsur-unsur gaib. Seni terkenal Jawa Timur lainnya antara lain wayang kulit purwa gaya Jawa Timuran, topeng dalang di Madura, dan besutan. Di daerah Mataraman, kesenian Jawa Tengahan seperti ketoprak dan wayang kulit cukup populer. Legenda terkenal dari Jawa Timur antara lain Damarwulan, Angling Darma, dan Sarip Tambak-Oso.

Seni tari tradisional di Jawa Timur secara umum dapat dikelompokkan dalam gaya Jawa Tengahan, gaya Jawa Timuran, tarian Jawa gaya Osing, dan trian gaya Madura. Seni tari klasik antara lain tari gambyong, tari srimpi, tari bondan, dan kelana.

Terdapat pula kebudayaan semacam barong sai di Jawa Timur. Kesenian itu ada di dua kabupaten yaitu, Bondowoso dan Jember. Singo Wulung adalah kebudayaan khas Bondowoso. Sedangkan Jember memiliki macan kadhuk. Kedua kesenian itu sudah jarang ditemui.

Budaya dan adat istiadat
Kebudayaan dan adat istiadat Suku Jawa di Jawa Timur bagian barat menerima banyak pengaruh dari Jawa Tengahan, sehingga kawasan ini dikenal sebagai Mataraman; menunjukkan bahwa kawasan tersebut dulunya merupakan daerah kekuasaan Kesultanan Mataram. Daerah tersebut meliputi eks-Karesidenan Madiun (Madiun, Ngawi, Magetan, Ponorogo, Pacitan), eks-Karesidenan Kediri (Kediri, Tulungagung, Blitar, Trenggalek) dan sebagian Bojonegoro. Seperti halnya di Jawa Tengah, wayang kulit dan ketoprak cukup populer di kawasan ini.

Kawasan pesisir barat Jawa Timur banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Islam. Kawasan ini mencakup wilayah Tuban, Lamongan, dan Gresik. Dahulu pesisir utara Jawa Timur merupakan daerah masuknya dan pusat perkembangan agama Islam. Lima dari sembilan anggota walisongo dimakamkan di kawasan ini.

Di kawasan eks-Karesidenan Surabaya (termasuk Sidoarjo, Mojokerto, dan Jombang) dan Malang, memiliki sedikit pengaruh budaya Mataraman, mengingat kawasan ini cukup jauh dari pusat kebudayaan Jawa: Surakarta dan Yogyakarta.

Adat istiadat di kawasan Tapal Kuda banyak dipengaruhi oleh budaya Madura, mengingat besarnya populasi Suku Madura di kawasan ini. Adat istiadat masyarakat Osing merupakan perpaduan budaya Jawa, Madura, dan Bali. Sementara adat istiadat Suku Tengger banyak dipengaruhi oleh budaya Hindu.

Masyarakat desa di Jawa Timur, seperti halnya di Jawa Tengah, memiliki ikatan yang berdasarkan persahabatan dan teritorial. Berbagai upacara adat yang diselenggarakan antara lain:tingkepan (upacara usia kehamilan tujuh bulan bagi anak pertama), babaran (upacara menjelang lahirnya bayi), sepasaran (upacara setelah bayi berusia lima hari), pitonan (upacara setelah bayi berusia tujuh bulan), sunatan, pacangan.

Penduduk Jawa Timur umumnya menganut perkawinan monogami. Sebelum dilakukan lamaran, pihak laki-laki melakukan acara nako'ake (menanyakan apakah si gadis sudah memiliki calon suami), setelah itu dilakukan peningsetan (lamaran). Upacara perkawinan didahului dengan acara temu atau kepanggih. Masyarakat di pesisir barat: Tuban, Lamongan, Gresik, bahkan Bojonegoro memiliki kebiasaan lumrah keluarga wanita melamar pria, berbeda dengan lazimnya kebiasaan daerah lain di Indonesia, dimana pihak pria melamar wanita. Dan umumnya pria selanjutnya akan masuk ke dalam keluarga wanita.

Untuk mendoakan orang yang telah meninggal, biasanya pihak keluarga melakukan kirim donga pada hari ke-1, ke-3, ke-7, ke-40, ke-100, 1 tahun, dan 3 tahun setelah kematian.

Agama
Suku Jawa umumnya menganut agama Islam, sebagian menganut agama Kristen dan Katolik, dan ada pula yang menganut Hindu dan Buddha. Sebagian orang Jawa juga masih memegang teguh kepercayaan Kejawen. Agama Islam sangatlah kuat dalam memberi pengaruh pada Suku Madura. Suku Osing umumnya beragama Islam. Sedangkan Suku Tengger menganut agama Hindu.

Orang Tionghoa umumnya menganut Konghucu, meski ada pula sebagian yang menganut Buddha, Kristen, dan Katolik; bahkan Masjid Cheng Ho di Surabaya dikelola oleh orang Tionghoa dan memiliki arsitektur layaknya kelenteng.

Arsitektur
Bentuk bangunan Jawa Timur bagian barat (seperti di Ngawi, Madiun, Magetan, dan Ponorogo) umumnya mirip dengan bentuk bangunan Jawa Tengahan (Surakarta). Bangunan khas Jawa Timur umumnya memiliki bentuk joglo, bentuk limasan (dara gepak), bentuk srontongan (empyak setangkep).

Masa kolonialisme Hindia-Belanda juga meninggalkan sejumlah bangunan kuno. Kota-kota di Jawa Timur banyak terdapat bangunan yang didirikan pada era kolonial, terutama di Surabaya dan Malang.

Kota-kota
Menurut Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa Timur, hierarki perkotaan di Jawa Timur terdiri atas perkotaan metropolitan, perkotaan menengah, dan perkotaan kecil.

· Perkotaan metropolitan meliputi Perkotaan Surabaya Metropolitan Area (Kota Surabaya, perkotaan Sidoarjo dan sekitarnya, perkotaan Gresik dan sekitarnya, serta perkotaan Bangkalan dan sekitarnya) dan Perkotaan Malang Raya (Kota Malang, Kota Batu, dan perkotaan Kepanjen dan sekitarnya).

· Perkotaan menengah terdiri atas: Perkotaan Tuban, Perkotaan Lamongan, Perkotaan Jombang, Kota Mojokerto, Kota Pasuruan, Perkotaan Bojonegoro, Kota Madiun, Kota Kediri, Perkotaan Jember, Perkotaan Banyuwangi, Kota Blitar, Kota Probolinggo, Perkotaan Pamekasan dan Kota Batu.

· Perkotaan Kecil terdiri atas: Perkotaan Sampang, perkotaan Sumenep, Perkotaan Ngawi, Perkotaan Magetan, Perkotaan Nganjuk, Perkotaan Bondowoso, Perkotaan Tulungagung, Perkotaan Trenggalek, Perkotaan Ponorogo, Perkotaan Situbondo, Perkotaan Pacitan, Perkotaan Lumajang, Perkotaan Kepanjen, Perkotaan Kraksaan dan Perkotaan Caruban.

Makanan khas
Pada dasarnya, lidah orang jawa terkenal menyukai rasa manis. Padahal rasa pedas kuliner juga banyak kita jumpai di timur pulau jawa ini. Makanan khas Jawa Timur di antaranya adalah rawon dan rujak petis. Surabaya terkenal akan rujak cingur, semanggi, lontong balap, sate kerang, dan lontong kupang. Kediri terkenal akan tahu takwa, tahu pong, dan getuk pisang. Madiun dikenal akan nasi pecel madiun dan sebagai penghasil brem. Kecamatan Babat, Lamongan terkenal akan wingko babat nya. Malang dikenal sebagai penghasil keripik tempe selain itu Cwie Mie dan Bakso juga merupakan kuliner khas daerah ini. Bondowoso merupakan penghasil tape yang sangat manis.Gresik terkenal dengan nasi krawu, otak-otak bandeng,bonggolan dan pudak nya. Sidoarjo terkenal akan kerupuk udang dan petisnya. Dan Trenggalek merupakan penghasil Tempe Kripik. Blitar memiliki makanan khas nasi pecel. Buah yang terkenal asli Blitar yaitu Rambutan. Banyuwangi terkenal dengan sego tempong dan makanan khas campurannya yaitu rujak soto dan pecel rawon.

Jagung dikenal sebagai salah satu makanan pokok orang Madura, sementara ubi kayu yang diolah menjadi gaplek dahulu merupakan makanan pokok sebagian penduduk di Pacitan dan Trenggalek.

Sifat Orang Jawa
Sebagian masyarakat kita berpendapat, dalam mengambil keputusan, orang Jawa itu lamban. Tidak cepat bertindak. Penakut. Maka setiap masalah yang dihadapi menjadi berlarut-larut. Yang lebih celaka, masalah lama belum terselesaikan, muncul masalah baru! Maka situasi dan kondisi permasalahan semakin ruwet-runyam.

Benarkah sifat orang Jawa itu lamban? Kebudayaan Jawa adalah heterogen, maka watak dan tabiat mayarakatnya pun beragam. Ada yang kalem, ada yang cekatan, ada yang klelar-kleler, ada yang rajin, ada yang polos, ada yang halus, ada yang berangasan, ada yang jahat ada yang baik, ada yang berbelit-belit, ada yang sombong, ada yang rendah hati, ada yang terbelakang, ada yang modern, ada yang peduli, ada yang cuek, ada yang mengelompok, ada yang menyendiri, dan sebagainya (Drs.Imam Suradjo, M.Hum/Kajian Budaya Jawa/Jurusan Sastra Daerah Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS/2008). Ragam watak atau tabiat wong Jawa itu komplit. Oleh sebab itu watak orang Jawa tidak bisa disamaratakan (digebyah-uyah).

Sejarah
Orang Jawa itu berbudaya satu. Mereka berpikir dan berasa seperti nenek moyangnya di Jawa Tengah dan Jawa Timur; dengan Surakarta dan Yogyakarta sebagai pusat kebudayaannya. Seiring dengan zamannya, maka bahasa, budaya, dan gaya hidup wong Jawa juga mengalami proses asimilasi dan akulturasi. Asimilasi dan akulturasi adalah fenomena budaya, kapan pun dan di mana pun. Dalam era globalisasi unsure-unsur bahasa, budaya, dan gaya hidup, saling mempengaruhi; saling memberi dan menerima. Pihak yang kuat, biasanya menjadi pihak yang memberi (Marbangun/1984).
Akibat globalisasi, orang Jawa semakin tersebar ke penjuru dunia. Maka bahasa, budaya, serta gaya hidup, semakin ikut mendunia. Dan ini tentu saja, sedikit atau banyak, ikut memberi warna baru kepada perilaku, adab, dan tabiat orang Jawa dan keturunannya.

Sejarah nasional mencatat, sejak dulu, jumlah suku bangsa Jawa terbesar di Indonesia. Bahkan, bahasa Jawa menduduki urutan ke-11 terbesar pada deretan bahasa dunia (Drs. Imam Sutardjo, M.Hum/2008). Pengguna bahasa Jawa tercatat 75,5 juta orang, dari penduduk Indonesia yang berjumlah sekitar 320 jiwa.

Sejarah purbakala pun mencatat, budaya Jawa sudah cukup tua dan tinggi. Sampai sekarang pun dokumentasi tertulis sastra-budaya Jawa kuno, masih tersimpan baik di museum-museum. Dari semua dokumen tertulis tersebut dapat dibuktikan bahwa manusia Jawa beberapa abad yang lalu telah memiliki kehidupan yang relatif mapan. Sejumlah candi dan patung kuno yang tersebar di pulau Jawa sebagai bukti secara faktual dan visual.

Perasaan Orang Jawa
Perasaan orang Jawa (tradisional-asli) dapat dibedakan: aji, pakewuh, ajrih, lingsem, isin. Aji adalah rasa hormat kepada orang yang lebih tinggi derajatnya, pangkatnya, martabatnya. Tidak cuma hormat, bahkan ada yang bercampur rasa kagum. Pakewuh (basa krama-nya: pakewet) adalah perasaan malu ketika dia harus berhubungan, bergaul, bercampur, bertemu, apalagi minta tolong, kepada orang yang derajat dan pangkatnya lebih tinggi.
Ajrih adalah perasaan malu (bercampur takut) disebabkan karena dirinya merasa telah bersalah, atau telah melakukan sesuatu yang kurang baik, kepada seseorang.

Rasa senang (krama: remen) adalah perasanaan senang, enak, nyaman, khususnya dalam berkomunikasi dengan orang lain yang sederajat.

Tresna adalah rasa senang, cinta, simpati, saat bertemu, bergaul, dengan orang lain, yang biasanya telah akrab.

Gething adalah rasa benci. Biasanya benci disebabkan oleh sifat-sifat buruk seseorang, sehingga dia menjauhi orang tersebut. Jadi jelas, budaya Jawa (bukan orang Jawa) memiliki budaya malu.

Jika bertemu dengan orang yang belum dikenal, maka ada dua kemungkinan. Pertama: orang Jawa akan menghindar, negative thinking. Kedua: bersahabat, aktif, positive thinking. Pada umumnya orang Jawa suka membantu orang lain, sesuai ungkapan dudu sanak dudu kadang, yen mati melu kelangan.

Adat atau kekhasan orang Jawalah yang mampu untuk belajar beradaptasi dan memaklumi apa yang terjadi di sekeliling kita dengan diam dan mengamati, adat orang Jawalah yang membuat kita mampu bertahan untuk tetap tenang seolah tidak terjadi apa-apa dalam kondisi yang ‘aneh’, adat orang Jawalah yang seringkali membuat kita terpaksa berkata ‘iya’ meskipun kita ingin berkata 'tidak' karena sifat pekewuhan terhadap orang lain, dan pada akhirnya, adat orang Jawalah yang sering dan sangat sering membuat kita harus berkorban perasaan karena memendam apa yang kita rasakan akibat perilaku atau perkataan orang lain yang sebenarnya menyakitkan.

Sifat Orang Jawa umumnya lembut, akomodatif dan mudah bersahabat dengan siapa pun, tetapi orang non Jawa perlu hati-hati menyikapi dan memandang orang Jawa. Jangan sekali-kali meremehkan atau mengecewakan. Kenapa? Karena orang Jawa punya filosofi tiga nga, ngalah, ngalih dan ngamuk. Orang Jawa, katanya, suka ngalah untuk tujuan jangka panjang yang menguntungkan.

Tidak semua orang Jawa lamban, tergantung orangnya. Banyak orang Jawa yang berani bertindak tegas dan cepat (trampil-trengginas-tanggap-tanggon).


Sumber
http://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Timur#Prasejarah
http://virgo-pendidikan.blogspot.com/2011/03/kebiasaan-dan-sifat-menurut-letak.html
http://sosbud.kompasiana.com/2011/04/15/benarkah-sifat-orang-jawa-itu-lamban/
http://aulialuthfi23.blogspot.com/2011/11/budaya-jawa-timur.html