Waaahh maa syaa Allah, setelah bertahun-tahun ngga buka blog lagi, terus tiba-tiba iseng aja gitu buka blog yang gue pun hampir lupa blog nya bisa di buka apa ngga, eh taunya bisa... alhamdulillah...
Sekarang gue lagi coba buat nulis lagi, nulis apa yang udah pernah gue laluin tahun-tahun ke belakang.
Maa syaa Allah luar biasa, pengalaman demi pengalaman gue laluin dengan penuh hikmah dan pelajaran. Mulai dari mas gue yang udah kembali lagi sama yang Maha Punya, terus gue ketemu seorang laki-laki yang luar biasa membantu gue merubah hidup gue, lalu proses hijrah gue, hingga saat ini gue dalam masa penantian hehehe.
Entahlah kenapa gue jadi pengen nulis lagi, ya tapi yang jelas gue nulis lagi ya buat diri gue sendiri aja sih... iseng hahaha.
Mari kita mulai~~ bismillah~
Untitled
Senin, 06 Februari 2017
Kamis, 16 Januari 2014
save street child
Anak – anak adalah aset suatu bangsa yang sangat berharga,
karena mereka adalah calon penerus bangsa yang akan melanjutkan perjuangan
keberadaan suatu bangsa di masa datang. Namun sebagai aset berharga, tidak
semua anak memperoleh haknya untuk dapat tumbuh dan berkembang sebagaimana
layaknya anak pada umumnya. Harapan bangsa ini kepada generasi muda sangat
besar, akan tetapi harapan itu menjadi keraguan ketika melihat kenyataan yang
ada pada saat ini. Yaitu banyak generasi penerus bangsa yang tidak mampu
mendapatkan pendidikan yang layak dan tuntas yang seharusnya mereka dapatkan.
Masih banyak generasi muda yang terlantar di jalanan, di tempat yang tidak
semestinya mereka berada. Namun demikian, itulah kenyataan hidup generasi
penerus bangsa saat ini.
Hal ini salah satunya dialami oleh anak jalanan yang karena
satu dan lain hal haknya sebagai anak tidak dapat terpenuhi dengan baik. Menjadi
anak jalanan bukanlah sebuah pilihan hidup mereka, melainkan sebuah tuntutan
hidup. Keberadaan anak jalanan di setiap persimpangan jalan, stasiun, terminal
adalah fenomena, gejala tentang gambaran nyata kondisi kemiskinan suatu kota
dan gambaran kemiskinan suatu bangsa. Adapun beberapa faktor yang mengharuskan
mereka seperti itu, seperti faktor kemiskinan, faktor yang ada di dalam
keluarga mereka, seperti perceraian orang tua, orang tua yang tidak bertanggung
jawab, dan juga bisa karena faktor kurangnya pendidikan orang tua mereka yang
terkadang lepas tangan dan terkadang tidak perduli akan pendidikan anak –
anaknya.
Dengan adanya tugas kuliah yang diberikan, disini saya tidak
sendiri melainkan bersama – sama dengan teman – teman kelas saya yang telah
mendatangi langsung dimana anak jalanan ini berada dan mencoba memberi sedikit
perhatian dan keperdulian kami untuk mereka. Saya dan teman – teman saya
mendatangi sebuah tempat yang berada pada Jalan Kemang Utara 1X, RT 11/RW 4,
Kelurahan Bangka, Kecamatan Mampang Prapatan yang berada di daerah Jakarta. Untuk
menuju ke tempat itu kita harus berjalan kaki masuk ke dalam suatu gang kecil,
tempatnya cukup ramai, didepan gang-nya terdapat tempat penjualan hewan seperti
kambing dan lainnya, terdapat juga pasar dan toko – toko yang berjualan barang
– barang bisa dibilang untuk kebutuhan sehari – hari yang harganya cukup
terjangkau bagi masyarakat umum disekitarnya.
D’Champ Social School adalah suatu wadah yang menampung
banyaknya anak – anak kecil untuk dibina, diberikan pengetahuan, pengalaman,
pendidikan dan keperdulian. Anak – anak D’Champ Social School selain berasal
dari keluarga yang kurang beruntung, ada juga yang hidupnya sebagai anak
jalanan dan bermacam - macam. D’Champ Social School dibimbing oleh pengajar
ataupun sukarelawan dari berbagai usia yang memang rasa keperdulian terhadap
anak – anak bangsa yang kurang beruntung sangat tinggi demi majunya sebuah
bangsa dalam mencerdaskan anak – anak bangsa itu sendiri.
Setelah saya dan teman – teman lainnya sampai ke tempat yang
biasa disebut D’Champ Social School, saya disambut dengan suatu keadaan dimana
jarang sekali saya temui dan tidak pernah saya rasakan sebelumnya. D’Champ
Social School sebuah ruangan yang tidak terlalu besar yang kurang sekali adanya
sirkulasi udara untuk menampung banyaknya anak – anak jalanan yang ada,
udaranya pun cukup panas untuk banyaknya orang – orang yang berada di dalam
ruangan tersebut yang hanya di fasilitasi sebuah kipas angin yang anginnya pun
yang terkena hanya sebagian. Di D’Champ Social School, anak – anak jalanan itu
dididik, diberikan pelajaran, diberikan berbagai macam pengetahuan. Ruangannya
cukup menarik, karena dihiasi oleh gambar berwarna – warni yang disesuaikan
untuk anak – anak kecil pada dinding ruangannya. Saya dan teman – teman
disambut riang oleh penghuni D’Champ Social School tersebut, anak – anak
kecilnya cukup banyak dan lucu – lucu, anak – anak kecil yang seharusnya
bermain dan belajar tanpa memikirkan suatu beban pun, anak – anak kecil yang
harusnya bisa hidup dengan enak, aman dan nyaman, tetapi kenyataan berkata
sebaliknya.
Dalam kunjungan kami pada hari itu, saya dan teman – teman
memberikan sedikit hiburan untuk mereka, kami mengadakan games untuk anak –
anak itu yang kalau mereka bisa melakukan games tersebut mereka akan diberikan hadiah
kenang – kenangan dari kami dan mereka pun sangat senang. Setelah games selesai
kami memulai mengajarkan pada mereka membuat suatu prakarya yang menggunakan kertas
warna – warni sebagai bahan dasarnya. Disini kami semua terjun langsung
mengajari mereka yang dibagi menjadi beberapa kelompok. Saya mengajari kurang
lebih sekitar 5 anak untuk membuat prakarya sebuah burung dengan menggunakan
kertas warna – warni yang sudah kami persiapkan sebelumnya. Respon anak – anak
itu sangat antusias sekali, mereka senang diajari membuat prakarya tersebut,
intinya yang saya rasakan adalah pada saat saya mengajari mereka, saya merasa
saya sangat dibutuhkan oleh mereka, mereka tidak segan bertanya dan minta
bantuan ketika mereka tidak bisa dan tidak mengerti. Ada kemauan besar dalam
diri mereka, yang sangat baiknya diasah dengan baik yang didukung juga dengan
fasilitas yang baik pula.
Waktu pun bergulir cukup cepat, tidak terasa kami cukup lama
berada pada tempat itu, setelah semua proses belajar dan bermain selesai, kami
pun pamit untuk pulang. Saya menemukan suasana yang senang dan juga sedih. Saya
sangat senang berada di D’Champ Social School bertemu dengan anak – anak kecil
itu, anak – anak yang masih polos, lucu, baik, dan pintar. Saya senang bisa
memberikan sedikit dari apa yang saya bisa lakukan dan saya berikan. Dan sedih
pun juga saya rasakan ketika ada seorang anak perempuan yang cantik berucap
dengan polosnya dan penuh harap pada saya, “Kakak, besok kesini lagi kan?”.
Saya merasakan ketulusan ketika berada diantara mereka. Itu juga yang membuat
saya ingin kembali lagi ke tempat itu, D’Champ Social School.
Sangat disayangkan apabila anak – anak yang kurang beruntung
itu ditelantarkan begitu saja. Tidak ada yang pernah tahu akan jadi apa anak –
anak itu, dan siapa tahu diantara mereka itu adalah calon pemimpin bangsa ini.
Setidaknya bagi kami generasi muda yang hidupnya jauh lebih beruntung dari
mereka tergerak hatinya untuk memberikan sedikit keperdulian yang kita punya
untuk mereka. Karena tidak ada seorang anak pun yang ingin dilahirkan dari
keluarga yang kurang beruntung, tidak ada yang ingin dilahirkan dalam keadaan
yang sangat memprihatinkan sebagai anak jalanan. Karena semua anak ingin hidup
bahagia, merasa aman, terpelihara, disayangi, diberi pendidikan, dan
difasilitasi dengan baik.
Anak jalanan juga mempunyai mimpi. Mereka ingin
mendapatkan rasa keperdulian dari berbagai kalangan masyarakat. Rasa
keperdulian itu bermacam-macam bentuknya, bisa dengan menggambar bersama,
mengajarkan baca tulis dan berhitung, menghibur mereka, mengajak mereka jalan –
jalan dan lainnya. Mungkin tidak semua orang sudah memiliki dan sekaligus
merealisasikan rasa keperdulian mereka, kalau bukan kita, siapa lagi?
Rabu, 23 Oktober 2013
Permasalahan Sosial di Kota-Kota Besar di Indonesia dan Jalan Keluarnya
Permasalahan Sosial di Kota – Kota Besar
di Indonesia dan Jalan Keluarnya
Menurut Soerjono Soekanto masalah sosial
adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat,
yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Jika terjadi bentrokan antara
unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti
kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau masyarakat.
Masalah sosial muncul akibat terjadinya
perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada.
Yang dapat menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti proses sosial dan
bencana alam. Adanya masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga
yang memiliki kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah,
organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya.
Indonesia saat ini termasuk salah satu negara yang masih dalam taraf perkembangan atau disebut dengan negara berkembang. Tidak jauh berbeda dengan negara berkembang lain di dunia, Indonesia juga sering menghadapi berbagai macam masalah yang kadangkala bisa menghambat kemajuan. Salah satu yang paling kentara dan menjadi problem yang serius adalah masalah sosial. Masalah yang kadangkala juga punya hubungan dengan budaya suatu daerah ini memang menjadi semacam virus atau penyakit yang sering kambuh, misalnya pada ada suatu masalah sosial yang sudah bisa terselesaikan.
Namun
pada sisi yang lain efek dari masalah ini masih ada dan harus ditanggung oleh
masyarakat. Dan setelah efek ini sudah bisa diminimalkan muncul permasalahan
serupa di daerah lain yang cara penanganannya kadangkala memerlukan teknik yang
berbeda sesuai dengan budaya yang ada di daerah tersebut.
Kemudian
contoh yang lain lagi adalah masyarakat menganggap ada suatu masalah sosial di
suatu daerah. Namun masyarakat di daerah terebut menganggap bila yang terjadi
di daerahnya bukan merupakan suatu masalah karena telah menjadi bagian dari
budaya mereka. Padahal
secara kasat mata apa yang dinamakan budaya ini bisa menimbulkan kerugian bagi
pihak lain dan menghambat suatu program yang sedang dijalankan. Hal inilah yang
sering terjadi di negara negara berkembang termasuk negara kita Indonesia.
Inilah
beberapa masalah sosial yang terjadi di tanah air.
1. Kemiskinan
Meski
saat ini angka pertumbuhan ekonomi bangsa kita terus menunjukan grafik kenaikan
namun pada kenyataannya masih banyak masyarakat di sekitar kita yang hidupnya
masih berada di bawah standar yang layak. Ini menjadi masalah sosial yang bisa
kita temukan dengan mudah baik di daerah pedesaan maupun perkotaan.
Seseorang
disebut miskin apabila ia tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar. Kebutuhan dasar
ini dijabarkan menjadi sandang, papan, pangan, kesehatan, dan pendidikan
(walaupun di negara maju kesehatan dan pendidikan umumnya ditanggung negara).
Menurut
ilmu sosiologi, ada beberapa hal yang menyebabkan kemiskinan:
- Pilihan untuk menjadi (atau tetap) miskin, yang tercermin dari pola pikir, pilihan hidup, dan perilaku individu; misalnya berperilaku malas dan tidak mau berusaha.
- Sulitnya akses untuk mendapat pendidikan yang layak dan pekerjaan.
- Perasaan terbiasa dengan kemiskinan (karena hidup di lingkungan miskin) sehingga menganggap kemiskinan sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari.
- Kemiskinan sebagai akibat dari permasalahan struktural, yaitu orang-orang miskin terjebak dalam kemiskinannya sebagai korban permasalahan struktur sosial.
Walaupun
kini pemerintah mengklaim bahwa angka kemiskinan berhasil ditekan, beberapa
pihak tetap skeptis karena belum ada program yang tepat dan efektif untuk
mengentaskan kemiskinan di Indonesia. Beberapa usaha pemerintah mengentaskan
masalah sosial ini adalah melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat atau
PNPM Mandiri, berbagai pelatihan kerja cuma-cuma, hingga BLT atau Bantuan
Langsung Tunai.
Akan
tetapi rupanya itu semua belum cukup. Kemiskinan di negeri ini bukan sebuah
permasalahan solitaire yang ada dengan sendirinya. Kemiskinan adalah
sebuah efek domino dari sulitnya mendapat pendidikan layak yang berujung pada
sulitnya mendapatkan pekerjaan.
Pembangunan
di daerah-daerah juga menjadi akar permasalahan kemiskinan. Pembangunan yang
tidak jelas dan tidak merata (karena banyaknya dana yang dikorupsi) menyebabkan
masyarakat mengadu nasib di ibu kota. Kebanyakan dari mereka hanya tidak
berhasil dan hidup terlunta-lunta di tengah kerasnya kehidupan Jakarta.
2. Pendidikan
Masalah
pendidikan di Indonesia adalah cerita lama. Mulai dari bangunan roboh sampai
anak-anak putus sekolah adalah masalah yang mendarah daging sejak dahulu.
Inilah sekelumit masalah pendidikan yang ada di Indonesia:
- Sulitnya akses pendidikan (di daerah-daerah)
- Kurangnya sarana dan prasarana pendidikan yang memadai
- Kurangnya kualitas guru
- Kesejahteraan guru yang sangat minim
- Tidak relevannya kurikulum pendidikan dengan kebutuhan hidup (sebagian besar pelajaran di sekolah fokus pada teori di dalam kelas, bukannya percobaan dan pengalaman langsung)
- Mahalnya biaya pendidikan
- Tidak adanya kesadaran orang tua di daerah-daerah untuk menyekolahkan anaknya
Memang,
beberapa sekolah di perkotaan sudah relatif maju dan memadai. Akan tetapi
cobalah Anda pikirkan, apakah presentasi anak yang sekolah di sekolah eksklusif
serba memadai setara dengan anak yang harus berjalan kaki berjam-jam untuk
menuju sekolahnya yang reyot?
Pembangunan
yang terlalu terpusat di perkotaan dan tidak merata ke daerah-daerah di
Indonesia menyebabkan terjadinya permasalahan pendidikan. Adapun masyarakat
miskin perkotaan tetap harus menahan keinginannya untuk mengenyam pendidikan di
sekolah-sekolah yang bermutu.
Kabar
baiknya, pemerintah sedang berusaha untuk meluruskan benang kusut masalah
sosial ini. Berbagai program dijalankan dengan tujuan memperbaiki
pendidikan Indonesia, seperti program Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
untuk memenuhi kebutuhan fasilitas dan sarana sekolah, program Indonesia
Mengajar untuk memenuhi kebutuhan guru di pelosok, program Sertifikasi Akta IV
bagi pengajar untuk meningkatkan kualitas tenaga pendidik, program sekolah
gratis untuk membantu mereka yang tidak mampu membayar biaya pendidikan,
berbagai program beasiswa, dan sebagainya.
Permasalahan
pendidikan juga mencakup tidak memadainya pendidikan untuk anak berkebutuhan
khusus. Terbatasnya jumlah Sekolah Luar Biasa (SLB) cukup menyulitkan bagi para
orang tua dengan anak berkebutuhan khusus. Namun di daerah-daerah, banyak juga orang
tua yang berpikir bahwa anaknya yang ‘berbeda’ tidak perlu disekolahkan. Ini
juga sepatutnya menjadi fokus pemerintah.
3. Pengangguran
Pengangguran
terkait dengan tidak seimbangnya jumlah pencari kerja dan jumlah lapangan kerja
yang tersedia. Orang yang disebut pengangguran adalah mereka yang tidak
memiliki sumber penghasilan sama sekali dan tengah mencari kerja. Tingkat
pengangguran di Indonesia konon menurun sebanyak 6%, dari 8,12 juta orang
menjadi 7,61 juta orang.
Ada
beberapa jenis pengangguran, yaitu:
- Pengangguran terbuka; yaitu mereka yang secara terang-terangan baru kehilangan pekerjaannya dan sedang berusaha mencari pekerjaan lain.
- Pengangguran musiman; yaitu mereka yang sewaktu-waktu menganggur tetapi dalam waktu lain memiliki pekerjaan.
- Pengangguran terselubung; yaitu mereka yang jam kerjanya kurang dari 35 jam/minggu.
- Pengangguran struktural; yaitu mereka yang tidak mendapatkan pekerjaan karena tidak memenuhi kriteria yang dibutuhkan.
- Pengangguran sukarela; yaitu mereka yang tidak memiliki pekerjaan dan tidak berusaha mencari pekerjaan.
Untuk
mengatasi pengangguran, pemerintah banyak mengupayakan berbagai cara. Di
antaranya adalah dengan menyediakan kursus pelatihan kerja di dinas tenaga
kerja daerah, memacu anak muda (dan pengangguran) untuk berwiraswasta dan
meminjamkan dana dengan bunga rendah (bahkan tanpa bunga), dan sebagainya.
Pengangguran,
selain menimbulkan efek ekonomis bagi para pelakunya, juga menimbulkan efek
psikologis. Menjadi pengangguran sering kali dianggap aib, walaupun pelaku
terpaksa menjadi pengangguran karena memang tidak ada perusahaan yang
menerimanya bekerja.
Berbagai
Masalah Sosial Lain yang Terjadi di Indonesia
Selain
ketiga masalah sosial di atas, ada masalah-masalah sosial lain yang harus
segera diberantas guna memaksimalkan pembangunan dan meningkatkan taraf hidup
masyarakat. Inilah beberapa di antaranya:
- Kesenjangan sosial
Masalah
sosial ini juga bisa menimbulkan efek yang lain. Misalnya terdapat perbedaan
yang sangat mencolok antara orang yang mampu dan kelebihan harta serta orang
yang hidupnya selalu dalam kondisi yang pas-pasan saja. Hal ini bisa
menimbulkan rasa kecemburuan yang tinggi sehingga menghilangkan rasa
persaudaraan di masyarakat. Ini juga dapat memacu terjadinya tindakan kriminal.
- Kemacetan lalu lintas
Masalah
sosial yang satu ini lebih sering terjadi terutama di kota-kota besar. Padahal
efek dari kemacetan ini juga bisa menimbulkan kerugian yang cukup besar.
Misalnya karena harus antri di keramaian lalu lintas orang akan kehilangan
waktu untuk bekerja atau kegiatan lain yang bersifat produktif. Kemacetan lalu
lintas bisa dianggap sebagai masalah sosial karena akar permasalahan kemacetan
adalah sikap pengguna jalan raya yang tidak disiplin mematuhi rambu dan
bertingkah seenaknya saja.
- Disiplin yang kurang
Hal
ini menjadi masalah sosial yang paling punya pengaruh terhadap kemajuan suatu
wilayah atau negara. Namun untuk menangani masalah yang satu ini memang
dibutuhkan kerja keras dan waktu yang cukup lama. Karena untuk menghilangkan
problem yang kadangkala sudah menjadi budaya ini butuh pemahaman yang cukup
dalam warga.
- Korupsi, kolusi, dan nepotisme
KKN
adalah masalah sosial yang relatif terjadi merata di berbagai lapisan
masyarakat, mulai dari pejabat pemerintahan hingga pegawai kecil di daerah
pernah melakukan KKN, sebesar apa pun jumlahnya. KKN harus segera diberantas
jika ingin masyarakat hidup sejahtera dan negara ini semakin maju.
Berbagai
cara yang dapat dilakukan oleh berbagai pihak dalam membantu mengatasi masalah
sosial antara lain:
ü Menjadi
orang tua asuh bagi anak sekolah yang kurang mampu.
ü Tokoh
agama memberikan penyuluhan tentang keimanan dan moral dalam menghadapi persoalan
sosial.
ü Para
pengusaha dan lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan lain ikut memberikan
beasiswa.
ü Lembaga
Bantuan Hukum (LBH) dan Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) membantu dalam berbagai
bidang dimulai dengan penyuluhan sampai bantuan berupa materi.
ü Lembaga-lembaga
dari PBB seperti UNESCO, UNICEF, dan WHO memberikan bantuan kepada pemerintah
Indonesia untuk mengatasi masalah sosial.
ü Para
dermawan yang secara pribadi banyak memberi bantuan kepada masyarakat sekitarnya
berupa materi.
ü Organisasi
pemuda seperti karang taruna yang mendidik dan mengarahkan para remaja putus sekolah
dan pemuda untuk berkarya dan berusaha mengatasi pengangguran.
ü Perguruan
tinggi melakukan pengabdian kepada masyarakat dengan memberikan berbagai penyuluhan.
Selain
cara-cara tersebut di atas, pemerintah juga menggalakkan berbagai program untuk
mengatasi masalah sosial antara lain:
- Pemberian Bantuan Operasional Sekolah (BOS). BOS diberikan kepada siswa-siswa sekolah mulai dari sekolah dasar sampai tingkat SLTA. Tujuannya untuk meringankan biaya pendidikan.
- Pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT) BLT diberikan kepada masyarakat miskin yang tidak berpenghasilan sebagai dana kompensasi kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
- Pemberian Kartu Askes. Bagi keluarga miskin pemerintah memberikan kartu Askes untuk berobat ke puskesmas atau rumah sakit yang ditunjuk dengan biaya ringan atau gratis.
- Pemberian Beras Untuk Masyarakat Miskin (Raskin). Pemberian bantuan pangan dari pemerintah berupa beras dengan harga yang sangat murah.
- Pemberian Sembako. Bantuan pangan lainnya berupa sembako, dengan harga murah.
Demikianlah
sekilas tentang beberapa masalah sosial yang sedang di hadapi bangsa
kita. Semoga masalah penghambat kemajuan ini bisa segera terselesaikan sehingga
kita bisa menjadi bangsa yang besar, makmur dan sejahtera.
Sumber :
http://chyntiadhelia.blogspot.com/2012/06/permasalahan-sosial-dan-cara-pencegahan.html
http://www.anneahira.com/masalah-sosial-16717.html
http://dirtyfarms.blogspot.com/2012/12/masalah-sosial-yang-terjadi-di.html
http://elangbudi.wordpress.com/2011/10/11/permasalahan-sosial-di-indonesia/
Sumber :
http://chyntiadhelia.blogspot.com/2012/06/permasalahan-sosial-dan-cara-pencegahan.html
http://www.anneahira.com/masalah-sosial-16717.html
http://dirtyfarms.blogspot.com/2012/12/masalah-sosial-yang-terjadi-di.html
http://elangbudi.wordpress.com/2011/10/11/permasalahan-sosial-di-indonesia/
Rabu, 05 Juni 2013
Manusia dan Pandangan Hidup
A. LATAR BELAKANG
Dua kekayaan manusia yang paling utama ialah “Akal
dan Budi” atau lazimnya disebut pikiran dan perasaan. Disatu sisi
akal dan budi atau pikiran dan perasaan tersebut telah memungkinkan munculnya
tuntutan-tuntutan hidup manusia yang lebih daripada tuntutan hidup makhluk
lain.
Disisi lain akal dan budi memungkinkan
munculnya karya-karya manusia yang sampai kapanpun tidak pernah akan dapat
dihasilkan oleh makhluk lain. Cipta, karsa, dan rasa pada manusia yakni sebagai
buah akal budinya terus melaju tanpa hentinya berusaha menciptakan benda-benda
baru untuk memenuhi kebutuhan / hajat hidupnya. Baik yang bersifat jasmani
maupun rohani. Dari proses ini maka lahirlah apa yang disebut kebudayaan dan
pandangan terhadap hidup. Jadi pada hakikatnya, kebudayaan dan pandangan
terhadap hidup ini tidak lain adalah segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal
budi manusia.
Dalam pikiran dan perasaan manusia, ada
beberapa faktor penting yang harus menjadikan manusia sebagai makhluk yang
berakal, yakni :
1. Pandangan Hidup
Pandangan Hidup merupakan suatu dasar
atau landasan untuk membimbing kehidupan jasmani dan rohani. Pandangan hidup
ini sangat bermanfaat bagi kehidupan individu, masyarakat, atau negara. Semua
perbuatan, tingkah laku dan aturan serta undang-undang harus merupakan pancaran
dari pandangan hidup yang telah dirumuskan.
Pandangan hidup sering disebut filsafat hidup.
Filsafat berarti cinta akan kebenaran, sedangkan kebenaran dapat dicapai oleh
siapa saja. Hal inilah yang mengakibatkan pandangan hidup itu perlu dimiliki
oleh semua orang dan semua golongan.
Setiap orang, baik dari tingkatan yang paling
rendah sampai dengan tingkatan yang paling tinggi, mempunyai cita-cita hidup.
Hanya kadar cita-citanya sajalah yang berbeda. Bagi orang yang kurang kuat
imannya ataupun kurang luas wawasannya, apabila gagal mencapai cita-cita,
tindakannya biasanya mengarah pada hal-hal yang bersifat negative.
Disinilah peranan pandangan hidup seseorang.
Pandangan hidup yang teguh merupakan pelindung seseorang. Dengan memegang teguh
pandangan hidup yang diyakini, seseorang tidak akan bertindak sesuka hatinya.
Ia tidak akan gegabah bila menghadapi masalah, hambatan, tantangan dan
gangguan, serta kesulitan yang dihadapinya.
Biasanya orang akan selalu ingat, taat, kepada
Sang Pencipta bila sedang dirudung kesusahan. Namun, bila manusia sedang dalam
keadaan senang, bahagia, serta kecukupan, mereka lupa akan pandangan hidup yang
diikutinya dan berkurang rasa pengabdiannya kepada Sang Pencipta. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :
- Kurangnya penghayatan pandangan hidup yang
diyakini.
- Kurangnya keyakinan pandangan hidupnya.
- Kurang memahami nilai dan tuntutan yang
terkandung dalam pandangan hidupnya.
- Kurang mampu mengatasi keadaan sehingga lupa
pada tuntutan hidup yang ada dalam pandangan hidupnya.
- Atau sengaja melupakannya demi kebutuhan diri
sendiri.
Pandangan hidup tidak sama dengan cita-cita.
Sekalipun demikian, pandangan hiup erat sekali kaitannya dengan cita-cita.
Pandangan hidup merupakan bagian dari hidup manusia yang dapat mencerminkan
cita-cita atau aspirasi seseorang dan sekelompok orang atau masyarakat.
Pandangan hidup merupakan sesuatu yang sulit
untuk dikatakan, sebab kadang-kadang pandangan hidup hanya merupakan suatu
idealisme belaka yang mengikuti kebiasaan berpikir didalam masyarakat. Manuel
Kaisiepo (1982) dan Abdurrahman Wahid (1985) berpendapat bahwa pandangan hidup
itu bersifat elastis. Maksudnya bergantung pada situasi dan kondisi serta tidak
selamanya bersifat positif.
Pandangan hidup yang sudah diterima oleh
sekelompok orang biasanya digunakan sebagai pendukung suatu organisasi disebut
ideology. Pandangan hidup dapat menjadi pegangan, bimbingan, tuntutan seseorang
ataupun masyarakat dalam menempuh jalan hidupnya menuju tujuan akhir.
2. Cita-Cita
Pandangan hidup terdiri atas cita-cita,
kebajikan dan sikap hidup. Cita-cita, kebajikan dan sikap hidup itu tak dapat
dipisahkan dengan kehidupan manusia. Dalam kehidupannya manusia tidak dapat
melepas diri dari cita-cita, kebajikan dan sikap hidup itu.
Orang tua selalu menimang-nimang anaknya sejak
masih bayi agar menjadi dokter, insinyur, dan sebagainya. Ini berarti
bahwa sejak anaknya lahir, bahkan sejak dalam kandungan, orang tua telah
berangan-angan agar anaknya itu mempunyai jabatan atau profesi yang biasanya
tak tercapai oleh orang tuanya.
Selain dari itu, pada setiap kelahiran bayi,
do’a yang di ucapkan oleh family atau handai taulan biasanya berbunyi : “
Semoga kelak menjadi orang yang berguna bagi nusa, bangsa, agama, dan berbakti
kepada orang tua.
Karena itu wajarlah apabila cita-cita,
kebajikan, dan pandangan hidup merupakan bagian hidup manusia. Tidak ada orang
hidup tanpa cita-cita, tanpa berbuat kebajikan, dan tanpa sikap hidup. Sudah
tentu kadar atau tingkat cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup itu berbeda-beda
bergantung kepada pendidikan, pergaulan, dan lingkungan masing-masing.
Cita-cita itu perasaan hati yang merupakan
suatu keinginan yang ada dalam hati. Cita-cita sering kali diartikan sebagai
angan-angan, keinginan, kemauan, niat atau harapan. Cita-cita itu penting bagi
manusia, karena adanya cita-cita menandakan kedinamikan manusia.
Ada tiga kategori keadaan hati seseorang yakni
lunak, keras,dan lemah, seperti :
- Orang yang berhati keras, biasanya tak
berhenti berusaha sebelum cita-citanya tercapai. Ia tidak menghiraukan
rintangan, tantangan, dan segala esulitan yang dihadapinya. Orang yang berhati
keras biasanya juga mencapai hasil yang gemilang dan sukses hidupnya.
- Orang berhati lunak biasanya dalam usaha
mencapai cita-citanya menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi. Namun ia
tetap berusaha mencapai cita-cita itu. Karena, biarpun lambat ia akan berhasil
juga mencapai cita-citanya.
- Orang yang berhati lemah biasanya mudah
terpengaruh oleh situasi dan kondisi. Bila menghadapi kesulitan cepat-cepat ia
berganti haluan dan berganti keinginan.
3. Kebajikan
Kebajikan atau kebaikan pada hakikatnya
adalah perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama atau
etika. Manusia berbuat baik, karena menurut kodratnya manusia itu baik dan
makhluk bermoral. Atas dorongan suara hatinya manusia cenderung berbuat baik.
Untuk melihat apa itu kebajikan, kita harus melihat dari tiga segi, yaitu :
Manusia sebagai pribadi, Yang menentukan
baik-buruknya adalah suara hati. Suara hati itu semacam bisikan dalam hati
untuk menimbang perbuatan baik atau tidak. Jadi suara hati itu merupakan hakim
terhadap diri sendiri. Suara hati sebenarnya telah memilih yang baik, namun
manusia seringkali tidak mau mendengarkan.
Manusia sebagai anggota masyarakat, Yang
menentukan baik-buruknya adalah suara hati masyarakat. Suara hati manusia
adalah baik, tetapi belum tentu suara hati masyarakat menganggap baik. Sebagai
anggota masyarakat, manusia tidak dapat membebaskan diri dari kemasyarakatan.
Manusia sebagai makhluk tuhan, manusia
pun harus mendengarkan suara hati Tuhan. Suara Tuhan selalu membisikkan agar
manusia berbuat baik dan mengelakkan perbuatan yang tidak baik. Jadi, untuk
mengukur perbuatan baik dan buruk, harus kita dengar pula suara Tuhan atau
Kehendak Tuhan. Kehendak Tuhan berbentuk Hukum Tuhan atau Hukum agama.
Jadi, kebajikan itu adalah perbuatan yang
selaras dengan suara hati kita, suara hati masyarakat, dan Hukum Tuhan.
Kebajikan berarti berkata sopan, santun, berbahasa baik, bertingkah laku baik,
ramah-tamah terhadap siapapun, berpakaian sopan agar tidak merangsang bagi yang
melihatnya.
Namun ada pula kebajikan semu, yaitu kejahatan
yang berselubung kebajikan. Kebajikan semu ini sangat berbahaya, karena
pelakunya orang-orang munafik yang bermaksud mencari keuntungan diri sendiri.
4. Sikap Hidup
Sikap hidup ialah keadaan hati dalam
menghadapi hidup ini. Apakah kita mempunyai sikap yang positif atau yang
negatif. Apakah kita mempunyai sikap optimis atau pesimis? Atau apakah kita
mempunyai sikap yang apatis?.
Sikap itu ada didalam hati kita dan hanya
kitalah yang tahu.orang lain hanya baru tahu setelah kita bertindak. Sikap itu
penting, setiap manusia mempunyai sikap dan sudah tentu tiap-tiap orang berbeda
sikapnya. Sikap dapat dibentuk sesuai kemauan yang membentuknya.
Sikap dapat juga berubah karena situasi,
kondisi, dan lingkungan. Dalam menghadapi kehidupan, manusia selalu menghadapi
manusia lain atau menghadapi sekelompok manusia. Ada beberapa
sikap etis dan non etis. Sikap etis disebut juga sikap
positif, dan sikap non etis disebut juga sikap negatif.
Ada tujuh sikap etis, yaitu :
- sikap lincah – sikap arif
- sikap rendah hati – sikap berani
- sikap tenang – sikap halus
- dan sikap bangga
Sikap non etis atau sikap negatif, yaitu :
- sikap kaku – sikap takut
- sikap gugup – sikap kasar
- sikap angkuh – sikap dan sikap rendah diri
Sikap-sikap ini harus dijauhkan dari diri
pribadi-pribadi., karena sangat merugikan baik bagi pribadi masing-masing
maupun bagi kemajuan bangsa.
A. PENGERTIAN PANDANGAN HIDUP
Setiap manusia mempunyai pandangan hidup yang
bersifat kodrati, karena menentukan masa depan seseorang. Pandangan hidup
artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan,
dan petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil
pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat
hidupnya.
Pandangan hidup banyak sekali macam dan
ragamnya. Akan tetapi pandangan hidup dapat diklasifikasikan berdasarkan
asalnya, yaitu terdiri dari tiga macam:
Pandangan hidup yang berasal dari agama, yaitu
pandangan hidup yang mutlak kebenarannya.
Pandangan hidup yang berupa ideologi yang
disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada negara tersebut.
Pandangan hidup hasil renungan, yaitu
pandangan hidup yang relatif kebenarannya.
Pandangan hidup pada dasarnya mempunyai
unsur-unsur yaitu cita-cita, kebajikan, usaha, keyakinan/kepercayaan. Keempat
unsur ini merupakan satu rangkaian kesatuan yang tidak terpisahkan.
B. CITA-CITA
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, cita-cita
adalah keinginan, harapan, tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Dengan
demikian cita-cita merupakan pandangan masa depan dan pandangan hidup yang akan
datang. Pada umumnya cita-cita merupakan semacam garis linier yang makin lama
makin tinggi, dengan perkataan lain, cita-cita merupakan keinginan, harapan,
dan tujuan manusia yang makin tinggi tingkatannya.
Apabila cita-cita itu tidak mungkin atau belum
mungkin terpenuhi, maka cita-cita itu disebut angan-angan.
Antara masa sekarang yang merupakan realita
dengan masa yang akan datang sebagai ide atau cita-cita terdapat jarak waktu.
Dapatkah seseorang mencapai apa yang dicita-citakan, hal itu bergantung dari
tiga faktor, manusia yang memiliki cita-cita, kondisi yang dihadapi selama
mencapai apa yang dicita-citakan, dan seberapa tinggikah cita-cita yang hendak
dicapai.
Faktor manusia yang mau mencapai cita-cita
ditentukan oleh kualitas manusianya. Ada orang yang tidak berkemauan, sehingga
apa yang dicita-citakan hanya merupakan khyalan saja.
Faktor kondisi yang mempengaruhi tercapainya
cita-cita, pada umumnya dapat disebut yang menguntungkan dan yang menghambat.
Faktor yang menguntungkan merupakan kondisi yang memperlancar tercapainya suatu
cita-cita, sedangkan faktor yang menghambat merupakan kondisi yang merintangi
tercapainya suatu cita-cita.
Faktor tingginya cita-cita yang merupakan
faktor ketiga dalam mencapai cita-cita. Memang ada anjuran agar seseorang
menggantungkan cita-citanya setinggi bintang di langit. Tetapi bagaimana faktor
manusianya, mampukah yang bersangkutan mencapainya; demikian juga faktor
kondisinya memungkinkan hal itu, apakah dapat merupakan pendorong atau
penghalang cita-cita. Sementara itu ada lagi anjuran, agar seseorang
menempatkan cita-citanya yang sepadan atau sesuai dengan kemampuannya. Pepatah
mengatakan “bayang-bayang stinggi badan”, artinya mencapai cita-cita sesuai
dengan kemampuan dirinya. Anjuran yang terakhir ini menyebabkan seseorang
secara bertahap mencapai apa yang diidam-idamkan. Pada umumnya dilakukan dengan
penuh perhitungan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki saat itu serta kondisi
yang dilaluinya.
C. KEBAJIKAN
Kebajikan, kebaikan, atau perbuatan yang mendatangkan
kebaikan pada hakekatnya sama dengan perbuatan moral, perbuatan yang sesuai
dengan norma-norma agama dan etika.
Manusia berbuat baik,karena menurut kodratnya
manusia itu baik, makhluk bermoral. Atas dorongan suara hatinya manusia
cenderung berbuat baik.
Manusia adalah seorang pribadi yang utuh, yang
terdiri atas jiwa dan badan. Kedua unsur itu terpisah bila manusia meninggal.
Karena merupakan pribadi, manusia mempunyai pendapat sendiri, ia mencintai diri
sendiri, perasaan sendiri, cita-cita sendiri, dan sebagainya. Justru karena
itu, karena mementingkan diri sendiri, seringkali manusia tidak mengenal
kebajikan.
Manusia merupakan makhluk sosial, yang hidup
bermasyarakat, saling membutuhkan, saling menolong, saling menghargai sesama
anggota masyarakat. Sebaliknya pula saling mencurigai, saling membenci, saling
merugikan, dan sebagainya.
Manusia sebagai makhluk Tuhan, diciptakan
Tuhan dan dapat berkembang karena Tuhan. Untuk itu manusia dilengkapi dengan
kemampuan jasmani dan rohani, juga fasilitas alam sekitarnya seperti tanah,
air, tumbuh-tumbuhan, dan sebagainya.
Untuk melihat apa itu kebajikan, kita harus
melihat dari tiga segi, yaitu manusia sebagai makhluk pribadi, manusia sebagai
anggota masyarakat, dan manusia sebagai makhluk Tuhan.
Faktor-faktor yang menentukan tingkah laku
setiap orang ada tiga hal, yaitu:
1. Faktor pembawaan (heriditas) yang telah
ditentukan pada waktu seseorang masih dalam kandungan.
2. Faktor lingkungan (environment). Lingkungan
yang membentuk seseorang merupakan alam kedua yang terjadinya setelah seorang
anak lahir. Lingkungan membentuk jiwa seseorang meliputi lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
3. Faktor pengalaman yang khas yang pernah
diperoleh. Baik pengalaman pahit yang sifatnya negatif, maupun pengalaman manis
yang sifatnya positif, memberikan pada manusia suatu bekal yang selalu
dipergunakan sebagai pertimbangan sebelum seseorang mengambil tindakan.
D. USAHA/PERJUANGAN
Usaha atau perjuangan adalah kerja keras untuk
mewujudkan cita-cita. Setiap manusia harus kerja keras untuk kelnjutan
hidupnya. Sebagian hidup manusia adalah usaha/perjuangan. Perjuangan untuk
hidup, dan ini sudah kodrat manusia. Tanpa usaha/perjuangan, manusia tidak
dapat hidup sempurna. Kerja keras itu dapat dilakukan dengan otak/ilmu maupun
dengan tenaga/jasmani, atau dengan kedua-duanya. Kerja keras pada dasarnya
menghargai dan meningkatkan harkat dan martabat manusia. Sebaliknya pemalas
membuat manusia itu miskin, melarat, dan berarti menjatuhkan harkat dan
martabatnya sendiri. Karena itu tidak boleh bermalas-malas, bersantai-santai
dalam hidup ini. Santai dan istirahat ada waktunya dan manusia mengatur
waktunya itu.
Untuk bekerja keras manusia dibatasi oleh
kemampuan. Karena kemampuan terbatas itulah timbul perbedaan tingkat kemakmuran
antara manusia satu dan manusia lainnya. Kemampuan itu terbatas pada fisik dan
keahlian/ketrampilan. Karena manusia itu mempunyai rasa kebersamaan dan belas
kasihan antara sesama manusia, maka ketidakmampuan atau kemampuan terbatas yang
menimbulkan perbedaan tingkat kemakmuran itu dapat diatasi bersama-sama secara
tolong-menolong, bergotong royong.
E. KEYAKINAN/KEPERCAYAAN
Keyakinan/kepercayaan yang menjadi dasar
pandangan hidup berasal dari akal atau kekuasaan Tuhan. Menurut Prof.Dr.Harun
Nasution, ada tiga aliran filsafat, yaitu:
Aliran Naturalisme
Aliran naturalisme berintikan spekulasi,
mungkin ada Tuhan, mungkin juga tidak ada Tuhan. Bagi yang percaya Tuhan, Tuhan
itulah kekuasaan tertinggi. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan. Karena itu
manusia mengabdi kepada Tuhan berdasarkan ajaran-ajaran Tuhan yaitu agama.
Ajaran agam itu ada dua macam, yaitu:
a) Ajaran agama dogmatis, yang disampaikan
oleh Tuhan melalui nabi-nabi. Ajaran agamanya bersifat mutlak (absolut),
terdapat dalam kitab suci Al-Quran dan Hadist. Sifatnya tetap, tidak
berubah-ubah.
b) Ajaran agama dari pemuka-pemuka agama,
yaitu sebagai hasil pemikiran manusia, sifatnya relatif (terbatas). Sifatnya
dapat berubah-ubah sesuai dengan perkembangan jaman.
F. LANGKAH-LANGKAH BERPANDANGAN HIDUP YANG
BAIK
1) Mengenal
Mengenal merupakan suatu kodrat bagi manusia
yang merupakan tahap pertama dari setiap aktivitas hidupnya yang dalam hal ini
mengenal apa itu pandangan hidup.
2) Mengerti
Mengerti disini dimaksudkan mengerti terhadap
pandangan hidup itu sendiri.
3) Menghayati
Dalam menghayati, pandangan hidup kita
memperoleh gambaran yang tepat dan benar mengenai kebenaran pandangan hidup itu
sendiri.
4) Meyakini
Meyakini ini merupakan suatu hal untuk
cenderung memperoleh suatu kepastian sehingga dapat mencapai suatu tujuan
hidupnya.
5) Mengabdi
Pengabdian merupakan sesuatu hal yang penting
dalam menghayati dan meyakini sesuatu yang telah dibenarkan dan diterima baik
oleh dirinya lebih-lebih oleh orang lain.
6) Mengamankan Langkah terakhir yang merupakan
langkah terberat dan benar-benar membutuhkan iman yang teguh dan kebenaran
dalam menanggulangi segala sesuatu demi tegaknya pandangan hidup itu.
B. MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP
Akal dan budi sebagai milik manusia ternyata
membawaciri tersendiri akan diri manusia itu. Sebab akal dan budi mengakibatkan
manusia memiliki keunggulan dibandingkan dengan makhluk lainnya. Satu diantar
keunggulan manusia tersebut ialah pandangan hidup. Disatu pihak manusia
menyadari bahwa dirinya lemah, dipihak lain menusia menyadari kehidupannya
lebih kompleks.
Kesadaran akan kelemahan dirinya memaksa
manusia mencari kekuatan diluar dirinya. Dengan kekuatan ini manusia berharap
dapat terlindung dari ancaman-ancaman yang selalu mengintai dirinya, baik yang
fisik maupun non fisik. Seperti penyakit, bencana alam, kegelisahan, ketakutan,
dan sebagainya.
Selain itu manusia sadar pula bahwa
kehidupannya itu lain bila dibandingkan dengan kehidupan makhluk lain. Sadar
pula bahwa dibalik kehidupan ini ada kehidupan lain yang diyakini lebih abadi.
Lebih yakin lagi bahwa kehidupan lain itu bahkan merupakan kehidupan yang
sesungguhnya.
Disana setiap manusia akan mempertanggung
jawabkan apa yang dilakukan selama hidup didunia. Manusia tahu benar bahwa baik
dan buruk itu akan memperoleh perhitungan, maka manusia akan selalu mencari
sesuatu yang dapat menuntunnya kearah kebaikan dan menjauhkan diri dari
keburukan.
Akhirnya manusia menemukan apa yang disebut
“ sesuatu dan kekuatan diluar dirinya “. Ternyata keduanya adalah
“ Agama dan Tuhan “. Dengan demikian bahwa pandangan hidup merupakan
masalah yang asasi bagi manusia. Sayangnya tidak semua manusia yang
memahaminya, sehingga banyak orang yang memeluk suatu agama semata-mata atas
dasar keturunan. Akibatnya banyak orang yang beragama hanya pada lahirnya saja
dan tidak sampai batinnya. Atau yang sering dikenal dengan agama KTP. Padahal
urusan agama adalah urusan akal, seperti dikatakan oleh Nabi Muhammad SAW.
Dalam satu hadistnya : Agama adalah akal, tidak ada agama bagi orang-orang
yang tidak berakal.”
Maksud Nabi Muhammad SAW tersebut ialah agar
manusia dalam memilih suatu agama benar-benar berdasarkan pertimbangan akalnya,
dan bukan semata-mata karena asas keturunan. Hal ini ditegaskan oleh firman
Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat-236 yang artinya :
“ Tidak ada paksaan untuk memasuki
sesuatu agama, sesungguhnya telah jelas antara jalan (agama) yang benar dan
jalan (agama) yang salah.”
Ternyata, pandangan hidup sangat penting. Baik
untuk kehidupan sekarang maupun kehidupan di akhirat. Dan sudah sepantasnya
setiap manusia memilikinya. Maka pilihan pandangan hidup harus betul-betul
berdasarkan pilihan akal bukan sekedar ikut-ikutan saja.
Perlu kita sadari bahwa baik Tuhan maupun
agama bagi kita adalah suatu kebutuhan. Bukan kebutuhan sesaat seperti makan,
minum, tidur, dan sebagainya. Melainkan kebutuhan yang terus menerus dan abadi.
Sebab setiap saat kita memerlukan perlindungan Allah SWT dan petunjuk agama
sampai diakhir nanti.
Firman Allah SWT :
Yang artinya :
“ Kamilah pelindungmu dalam kehidupan dunia dan
akhirat ; didalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh pula
apa yang kamu minta.” (QS.Fushilat : 31).
Konsep dasar tentang pandangan hidup
Manusia adalah makhluk Tuhan yang diberikan
akal dan pikiran, serta hati.secara psikologi karakter manusia terbentuk dari
tiga unsur, yaitu pikiran, hati nurani, dan hawa nafsu.ketiganya ini harus
barjalan dengan seimbang dan saling mengendalikan satu sama lain untuk
menjadikan karakter yang baik pada manusia tersebut.Maka, manusia semasa hidupnyadalam
setiap pekerjaan dan kegiatannya selalu menggunakan ketiga unsur tersebut,sejak
dilahirkan, manusia tentu saja telah memilki karakter bawaan dari orang tuanya,
dan memiliki berbagai macam pengalaman semasa hidupanya samapi dia dewasa. Hal
inilah yang menyebabkan timbulnya pandangan hidup yang berbada – beda pada
setiap orang.
Pandangan hidup adalah sikap manusia yang
paling mendasar dalam menyikapi setiap hal yang terjadi dalam hidupnya, baik
itu berupa masalah, tugas, tantangan dan segala yang dilakukannya manusia pasti
mempunyai pandangannya masing – masing. Saya sebagai makhluk Tuhan yang
beragama meyakini bahwa Tuhan itu ada,dan sangat berperan penting dalam
kehidupan.banyak hal – hal yang tidak bisa dijelaskan dengan akal sehat di
dunia ini, karena memang hal tersebut tidak akan bisa kita pikirkan dengan
pikiran kita yang terbatas.hal inilah yang kita sebut sebagai iman.banyak orang
yang mempertanyakan tentang kepercayaan orang lain yang tidak bisa diterima
dengan akal sehatnya. Jawabannya adalah iman.karena iman adalah dasar dari
segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita
lihat.sama halnya seperti rasa sakit, cinta, dan kasih, yang kita tidak dapat
mengetahui seperti apa wujudnya, dan tidak dapat kita pikirkan dengan akal
sehat tetapi kita mempercayai keberadaan hal tersebut.
· Menurut
asalnya pandangan hidup dibagi menjadi 3 yaitu :
1. Pandangan hidup yang
berasal dari agama,
2. Pandangan hidup yang
berupa ideologi, dan
3. Pandangan hidup
hasil renungan.
· Pandangan
hidup terdiri dari 4 unsur antara lain :
1. Cita – Cita yang
diinginkan dapat diraih dengan usaha dan perjuangan,
2. Berbuat baik dalam
segala hal dapat membuat seseorang merasa bahagia, damai, dan tentram,
3. Usaha atau
perjuangan adalah kerja keras yang dilandasi oleh keyakinan, dan
4. Keyakinan dan
kepercayaan adalah hal yang terpenting dalam hidup manusia.
Dalam perjuangan menuju kehidupan yang lebih
sempurna, sebagai makhluk Ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Manusia memerlukan
nilai-nilai unsure yang akan dianutnya sebagai pandangan hidup-nilai luhur
adalah tolak ukur kebaikan yang berkenan dengan hal-hal yang bersifat mendasar
atau abadi dalam hidup manusia. Seperti tentang cita-cita dan tujuan yang
hendak dicapai dalam hidup ini.
Lembaga Yang Mewujudkan Pandangan Hidup
Fungsi lembaga-lembaga yang dibentuk manusia
adalah sebagai instrument, sarana, dan wahana untuk mewujudkan pandangan
kehidupan adalah sekedar merupakan konsepsi yang bersifat abstrak, tanpa daya untuk
mewujudkan dirinya dalam kenyataan.
Sebagai makhluk sosial manusia tidaklah
mungkin hidup menyendiri. Oleh karena itu, setiap manusia pribadi hidup sebagai
bagian dari lingkungan social yang lebih luas, secara berturut-turut lingkungan
keluarga, lingkungan masyarakat dll.
Hubungan Pandangan Hidup Masyarakat.
Hubungan pandangan mengenai kehidupan manusia
dan masyarakat berdasarkan pada pandangan tentang manusia. Pandangan tentang
manusia ini di dasarkan pada Pancasila. Dari sini dapat pula diartikan sebagai
pandangan hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam hubungan inilah
manusia dapat hidup dan menghidupi. Manusia hidup dalam hubungan dengan
Tuhannya dan dalam perlindunganNya selamanya termasuk dengan lingkungan. Dengan
dan dalam kebudayaan dan serba hubungan menjadikan dunia dan lingkungan lebih
menyenangkan dan menjadikan hidup lebih baik.
Pandangan Hidup Berbangsa dan Bernegara
Konsep bangsa yang digunakan untuk merumuskan
sila ketiga terutama konsep E Renan, yaitu sekelompok manusia yang mempunyai
keinginan bersama untuk bersatu dan tetap mempertahankan persatuan,sedangkan
factor-faktor yang mendorong manusia ingin bersatu itu bermacam-macam. Dalam
hal ini apa yang digariskan oleh pasal 2 ayat
(1) menegaskan bahwa Negara Indonesia ialah
Negara kesatuan yang berbentuk republik. Faktor pendorong kearah persatuan yang
ditekankan oleh WD ialah pendidikan, budaya yang diatur dalam pasal 31ayat
(2) pemerintah berusaha menyelenggarakan suatu
sistem penghujatan nasional yang diatur dengan undang-undang.
Norma-norma itulah yang harus di ikuti agar
orang-orang Indonesia dapat hidup berbangsa sesuai dengan pancasila dan
menjalankan sila 3 yang wujudkan pasal-pasal tersebut. Orang Indonesia tidak
terlepas dari pasal-pasal lain. Lewat hal ini pulalah kecintaan manusia kepada
Indonesia kepada bendera merah putih dan bahasa Indonesia dapat dikemukakan
secara intensif.
Pencemaran adalah masuk atau dimasukkannya
mahluk hidup, zat, energi dan/ atau komponen lain ke dalam air atau udara.
Pencemaran juga bisa berarti berubahnya tatanan (komposisi) air atau udara oleh
kegiatan manusia dan proses alam, sehingga kualitas air/ udara menjadi kurang
atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya. Untuk mencegah
terjadinya pencemaran terhadap lingkungan oleh berbagai aktivitas industri dan
aktivitas manusia, maka diperlukan pengendalian terhadap pencemaran lingkungan
dengan menetapkan baku mutu lingkungan. Pencemaran terhadap lingkungan dapat
terjadi dimana saja dengan laju yang sangat cepat, dan beban pencemaran yang
semakin berat akibat limbah industri dari berbagai bahan kimia termasuk logam
berat.
Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan
kimia buatan manusia masuk dan mengubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini
biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau
fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah
tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan pengangkut
minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta
limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat
(illegal dumping).
Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah
mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau
masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap
sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat
berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air
tanah dan udara di atasnya.
Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan
tergantung pada tipe polutan, jalur masuk ke dalam tubuh dan kerentanan
populasi yang terkena. Kromium, berbagai macam pestisida dan herbisida
merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi. Timbal sangat berbahaya pada
anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal pada
seluruh populasi. Kuri (air raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan
kerusakan ginjal, beberapa bahkan tidak dapat diobati. PCB dan siklodiena
terkait pada keracunan hati. Organofosfat dan karmabat dapat dapat menyebabkan
ganguan pada saraf otot. Berbagai pelarut yang mengandung klorin merangsang
perubahan pada hati dan ginjal serta penurunan sistem saraf pusat. Terdapat
beberapa macam dampak kesehatan yang tampak seperti sakit kepala, pusing,
letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk paparan bahan kimia yang disebut di
atas. Yang jelas, pada dosis yang besar, pencemaran tanah dapat menyebabkan
kematian.
Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak
terhadap ekosistem. Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari
adanya bahan kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun.
Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme
endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan
dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat
memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai
makanan tersebut. Bahkan jika efek kimia pada bentuk kehidupan terbawah
tersebut rendah, bagian bawah piramida makanan dapat menelan bahan kimia asing
yang lama-kelamaan akan terkonsentrasi pada makhluk-makhluk penghuni piramida
atas. Banyak dari efek-efek ini terlihat pada saat ini, seperti konsentrasi DDT
pada burung menyebabkan rapuhnya cangkang telur, meningkatnya tingkat kematian
anakan dan kemungkinan hilangnya spesies tersebut.
Dampak pada pertanian terutama perubahan
metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil
pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman
dimana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan
pencemar ini memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan
kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.
Dilihat dari pandangan psikologis pencemaran
tanah ini sangatlah berpengaruh negatif yang sangat bsar bila tidak segera
diatasi, banyak orang yang akan mengeluh atas pencemaran ini, apalagi tanah
sangat erat hubungannya dengan air, bila tanah tercemar otomatis air juga ikut
tercemar. Semua orang pasti akan merasa kesal atas pencemaran ini, tetapi semua
ini juga kesalahan manusia itu sendiri yang tidak mau menjaga kelestarian alam
yang sudah Allah swt berikan kepada semua makhluk di bumi ini, banyak orang
yang membuang sampah sembarangan, banyak sampah yang menumpuk tetapi dibiarkan
dan tidak di atasi dengan segera.
Manusia Dan Pandangan Hidup Secara Psikologi
Manusia adalah manusia yang harus dididik, hal
itu tidak terlepas dari potensi psikologis yang diiniliki oleh tiap-tiap
individu. Mencerdaskan daya pikir manusia dengan melalui mata pelajaran
“menulis, membaca dan berhitung” atau lebih dikenal dengan istilah 3R (writing,
reading and arithmetic). Akan tetapi, sesuai dengan perkembangan serta tuntutan
hidup manusia sehingga tugas tersebut semakin bertambah dan meluas, yaitu
kecuali mencerdaskan otak yang terdapat dalam kepala juga mendidik ahklak atau
moralitas yang berkembang dari dalam hati atau dada. Oleh karena itu, semakin
meningkatnya rising demands (kebutuhan yang meningkat) maka akhirnya manusia
ingin mendidik pula kecekatan atau ketrampilan tangan untuk bekerja terampil.
Manusia merupakan mahkluk hidup yang lebih sempurna apabila dibandingkan dengan mahkluk-mahkluk hidup yang lain. Akibat dari unsur kehidupan yang ada pada manusia, manusia berkembang dan mengalaini perubahan-perubahan, baik perubahan dan segi psikologis ataupun pisiologis. Bagaimana manusia berkembang akan dibicarakan secara mendalam pada psikologi perkembangan sebagai salah satu psikologi khusus yang membicarakan tentang masalah perkembembangan manusia dalam kesempatan ini akan diketengahkan mengenai faktor-faktor yang akan menentukan dalam perkembangan manusia. Mengenai faktor yang menentukan perkembangan manusia ternyata terdapat bermacam-macam pendapat dari para ahli, sehingga pendapat itu menimbulkan bermacam-macarn teori mengenai perkembangan manusia.
Teori-teori perkembangan manusia tersebut antara lain:
Manusia merupakan mahkluk hidup yang lebih sempurna apabila dibandingkan dengan mahkluk-mahkluk hidup yang lain. Akibat dari unsur kehidupan yang ada pada manusia, manusia berkembang dan mengalaini perubahan-perubahan, baik perubahan dan segi psikologis ataupun pisiologis. Bagaimana manusia berkembang akan dibicarakan secara mendalam pada psikologi perkembangan sebagai salah satu psikologi khusus yang membicarakan tentang masalah perkembembangan manusia dalam kesempatan ini akan diketengahkan mengenai faktor-faktor yang akan menentukan dalam perkembangan manusia. Mengenai faktor yang menentukan perkembangan manusia ternyata terdapat bermacam-macam pendapat dari para ahli, sehingga pendapat itu menimbulkan bermacam-macarn teori mengenai perkembangan manusia.
Teori-teori perkembangan manusia tersebut antara lain:
Teori Nativisme
Teori ini menyatakan bahwa perkembangan
manusia itu faktor-faktor yang dibawakan ditentukan oleh faktor-faktor nativus,
yaitu faktor keturunan yang merupakan faktor-faktor yang dibawa oleh individu
pada waktu dilahirkan. Menurut teori ini sewaktu individu dilahirkan telah
membawa sifat-sifat tertentu, dan sifat-sifat inilah yang akan menentukan
keadaan individu yang hersangkutan, sedangkan faktor lain yaitu lingkungan
termasuk didalamnya pendidikan dapat dikatakan tidak terpengaruh terhadap
perkembangan individu itu. Teori ini dikemukakan oleh Scohopen Haouer.
Teori Empirisme
Teori Empirisme
Teori ini menyatakan bahwa perkembangan
seseorang individu akan ditentukan oleh empirinya atau pengalaman-pengalaman
yang diperoleh selama perkembangan individu itu. Dalam pengertian pengalaman
termasuk juga pendidikan yang diterima oleh individu yang bersangkutan. Manurut
teori ini yang dilahirkan itu sebagai kertas putih bersih yang belum ada
tulisannya. Akan menjadi apakah individu itu kemudian, tergantung pada apa yang
akan dituliskannya diatasnya. Teori ini dikemukakan oleh Jhon Locke, juga sering
dikenal dengan teori tabularasa yang memandang keturunan atau pembawaan tidak
mempunyai peranan.
Teori Konvergensi
Teori Konvergensi
Teori ini merupakan gabungan dan kedua teori
diatas. Teori ini dikemukakan oleh William Steren, baik pembawaan maupun
pengalaman atau lingkungan mempunyai peranan yang penting didalam perkembangan
individu. Perkembangan individu akan ditentukan oleh faktor yang dibawa sejak
lahir (faktor endogen) maupun faktor lingkungan termasuk pengalaman dan
pendidikan yang merupakan faktor eksogen.
Alat dan potensi manusia adalah sebagai berikut:
Sebagai sifat-sifat Ketuhanan (potesi/fitrah) itu harus ditumbuh kembangkan secara terpadu oleh manusia dan diaktualkan dalam kehidupan individu maupun sosialnya, karena kemulian seseorang disisi Allah ditentukan oleh sejauh mana kualitasnya dalam mengembangkan sifat-sifat ketuhanan tersebut pada dirinya, bukan dilihat dan aspek materi, fisik dan jasad. Islam sangat menentang sifat materialism, paham atau pandangan yang berlebihan dalam mencintai materi, karena pandangan seperti ini akan merusak bagi perkembangan sifat-sifat ketuhanan (fitrah manusia) tersebut serta dapat menghalangi kemampuan seseorang dalam menangkap kebenaran Ilahiyah yang bersifat immaterial.
Pendidikan dan Bimbingan
Alat dan potensi manusia adalah sebagai berikut:
Sebagai sifat-sifat Ketuhanan (potesi/fitrah) itu harus ditumbuh kembangkan secara terpadu oleh manusia dan diaktualkan dalam kehidupan individu maupun sosialnya, karena kemulian seseorang disisi Allah ditentukan oleh sejauh mana kualitasnya dalam mengembangkan sifat-sifat ketuhanan tersebut pada dirinya, bukan dilihat dan aspek materi, fisik dan jasad. Islam sangat menentang sifat materialism, paham atau pandangan yang berlebihan dalam mencintai materi, karena pandangan seperti ini akan merusak bagi perkembangan sifat-sifat ketuhanan (fitrah manusia) tersebut serta dapat menghalangi kemampuan seseorang dalam menangkap kebenaran Ilahiyah yang bersifat immaterial.
Pendidikan dan Bimbingan
Pendidikan diartikan sebagai usaha sadar untuk
menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau lahan bagi
peranannya dimasa yang akan datang. Jadi pada hakikatnya pendidikan itu adalah
proses bimbingan, pembelajaran serta pelatihan terhadap generasi muda pada
khususnya dan manusia pada umumnya agar nantinya bisa berkehidupan dan
melaksanakan perannya serta tugas-tugasnya sebaik mungkin. Bimbingan sendiri
adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada
seseorang atau beberapa individu, agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan
kemampuannya dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang
ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Definisi yang terpenting:
- Meningkatkan pengetahuan, pengertian, kesadaran dan toleransi.
- Meningkatkan “questioning skills” dan kemampuan menganalisakan sesuatu – termasuk pendidikannya.
- Meningkatkan kedewasaan individu
- Untuk perkembangan Negara, diperlukan pendidikan yang menghargai kreativitas dan “individual thinking” supaya negara dapat membuat sesuatu yang baru dan lebih baik, dan tidak hanya meng-copy dan negara lain.
Tujuan Pendidikan
Definisi yang terpenting:
- Meningkatkan pengetahuan, pengertian, kesadaran dan toleransi.
- Meningkatkan “questioning skills” dan kemampuan menganalisakan sesuatu – termasuk pendidikannya.
- Meningkatkan kedewasaan individu
- Untuk perkembangan Negara, diperlukan pendidikan yang menghargai kreativitas dan “individual thinking” supaya negara dapat membuat sesuatu yang baru dan lebih baik, dan tidak hanya meng-copy dan negara lain.
Tujuan Pendidikan
Dalam keseluruhan sistem pendidikan, tujuan
pendidikan merupakan salah satu komponen pendidikan yang penting, karena akan
memberikan arah proses kegiatan pendidikan. Segenap kegiatan pendidikan atau
kegiatan pembelajaran diarahkan guna mencapai tujuan pembelajaran. Siswa yang
dapat mencapai target tujuan-tujuan tersebut dapat dianggap sebagai siswa yang
berhasil. Sedangkan, apabila siswa tidak mampu mencapai tujuan-tujuan tersebut
dapat dikatakan mengalami kesulitan belajar. Untuk menandai mereka yang
mendapat hambatan pencapaian tujuan pembelajaran, maka sebelum proses belajar
dimulai, tujuan harus dirumuskan secara jelas dan operasional. Selanjutnya,
hasil belajar yang dicapai dijadikan sebagai tingkat pencapaian tujuan
tersebut.
Unsur-unsur pendidikan, antara lain:
- Usaha (kegiatan), usaha itu bersifat bimbingan (pimpinan atau pertolongan) dan dilakukan secara sadar;
- Ada pendidik, pembimbing;atau penolong;
- Ada yang didik
- Bimbingan itu mempunyai dasar dan tujuan; Dalam usaha itu tentu ada alat-alat yang dipergunakan.
Faktor-faktor pendidikan yang dikenal, yaitu:
Faktor tujuan, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya., yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan YME dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan , kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Unsur-unsur pendidikan, antara lain:
- Usaha (kegiatan), usaha itu bersifat bimbingan (pimpinan atau pertolongan) dan dilakukan secara sadar;
- Ada pendidik, pembimbing;atau penolong;
- Ada yang didik
- Bimbingan itu mempunyai dasar dan tujuan; Dalam usaha itu tentu ada alat-alat yang dipergunakan.
Faktor-faktor pendidikan yang dikenal, yaitu:
Faktor tujuan, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya., yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan YME dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan , kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Faktor Pendidik, Pendidik ialah orang yang memikul pertanggungjawaban untuk mendidik, meliputi:
orang dewasa, orang tua, guru, pemimpin masyarakat, dan pemimpin agama.
Faktor Anak Didik, Karakteristiknya adalah: belum memiliki pribadi dewasa, masih menyempurnakan aspek kedewasaannya, memiliki sifat-sifat dasar yang sedang ia kembangkan secara terpadu.
Faktor Anak Didik, Karakteristiknya adalah: belum memiliki pribadi dewasa, masih menyempurnakan aspek kedewasaannya, memiliki sifat-sifat dasar yang sedang ia kembangkan secara terpadu.
Faktor Alat Pendidikan, Alat pendidikan adalah suatu tindakan atau situasi yang sengaja diadakan untuk tercapainya pendidikan tertentu.
Faktor Lingkungan, Menurut Sartain (ahli Psikologi Amerika), lingkungan (environment) meliputi kondisi dan alam dunia yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life processes. Pada dasarnya mencakup tempat, kebudayaan dan kelompok hidup bersama.
Potensi-potensi Dasar Manusia dan lmplikasinya Terhadap Pendidikan
Dari kajian proses terjadinya manusia, dapat
ditarik pengertian bahwa manusia itu terdiri atas dua substansi, yaitu :
1). Substansi jasad/materi, yang bahan
dasarnya adalah dari materi yang merupakan bagian dan alam semesta ciptaan
Alloh SWT dan perkembangannya tunduk dan mengikuti sunnatullah (aturan-aturan
yang ditetapkan oleh Allah).
2). Substansi non materi/non jasad, yaitu merupakan
penghembusan atau penipuan roh. s
Sedangkan menurut Al-Farabi, manusia itu
meimiliki dua unsur pokok yaitu,
1). Satu unsur yang berasal dari alam ala-amr
(roh dari perintah Tuhan),
2). Satu unsur yang berasal dari alam
al-khalik.
Sumber :
- Seri Diktat Kuliah MKDU: Ilmu Budaya Dasar
karya Widyo Nugroho dan Achmad Muchji, Universitas Gunadarma
- http://dofadroid.blogspot.com/2012/05/ibd-manusia-dan-pandangan-hidup.html
-
http://achmadsaugi.wordpress.com/2010/05/11/hubungan-manusia-danpandangan-hidup/
- http://abdirachmadi.blogspot.com/2012/04/hubungan-antara-manusia-danpandangan.html
Langganan:
Postingan (Atom)