A. LATAR BELAKANG
Dua kekayaan manusia yang paling utama ialah “Akal
dan Budi” atau lazimnya disebut pikiran dan perasaan. Disatu sisi
akal dan budi atau pikiran dan perasaan tersebut telah memungkinkan munculnya
tuntutan-tuntutan hidup manusia yang lebih daripada tuntutan hidup makhluk
lain.
Disisi lain akal dan budi memungkinkan
munculnya karya-karya manusia yang sampai kapanpun tidak pernah akan dapat
dihasilkan oleh makhluk lain. Cipta, karsa, dan rasa pada manusia yakni sebagai
buah akal budinya terus melaju tanpa hentinya berusaha menciptakan benda-benda
baru untuk memenuhi kebutuhan / hajat hidupnya. Baik yang bersifat jasmani
maupun rohani. Dari proses ini maka lahirlah apa yang disebut kebudayaan dan
pandangan terhadap hidup. Jadi pada hakikatnya, kebudayaan dan pandangan
terhadap hidup ini tidak lain adalah segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal
budi manusia.
Dalam pikiran dan perasaan manusia, ada
beberapa faktor penting yang harus menjadikan manusia sebagai makhluk yang
berakal, yakni :
1. Pandangan Hidup
Pandangan Hidup merupakan suatu dasar
atau landasan untuk membimbing kehidupan jasmani dan rohani. Pandangan hidup
ini sangat bermanfaat bagi kehidupan individu, masyarakat, atau negara. Semua
perbuatan, tingkah laku dan aturan serta undang-undang harus merupakan pancaran
dari pandangan hidup yang telah dirumuskan.
Pandangan hidup sering disebut filsafat hidup.
Filsafat berarti cinta akan kebenaran, sedangkan kebenaran dapat dicapai oleh
siapa saja. Hal inilah yang mengakibatkan pandangan hidup itu perlu dimiliki
oleh semua orang dan semua golongan.
Setiap orang, baik dari tingkatan yang paling
rendah sampai dengan tingkatan yang paling tinggi, mempunyai cita-cita hidup.
Hanya kadar cita-citanya sajalah yang berbeda. Bagi orang yang kurang kuat
imannya ataupun kurang luas wawasannya, apabila gagal mencapai cita-cita,
tindakannya biasanya mengarah pada hal-hal yang bersifat negative.
Disinilah peranan pandangan hidup seseorang.
Pandangan hidup yang teguh merupakan pelindung seseorang. Dengan memegang teguh
pandangan hidup yang diyakini, seseorang tidak akan bertindak sesuka hatinya.
Ia tidak akan gegabah bila menghadapi masalah, hambatan, tantangan dan
gangguan, serta kesulitan yang dihadapinya.
Biasanya orang akan selalu ingat, taat, kepada
Sang Pencipta bila sedang dirudung kesusahan. Namun, bila manusia sedang dalam
keadaan senang, bahagia, serta kecukupan, mereka lupa akan pandangan hidup yang
diikutinya dan berkurang rasa pengabdiannya kepada Sang Pencipta. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :
- Kurangnya penghayatan pandangan hidup yang
diyakini.
- Kurangnya keyakinan pandangan hidupnya.
- Kurang memahami nilai dan tuntutan yang
terkandung dalam pandangan hidupnya.
- Kurang mampu mengatasi keadaan sehingga lupa
pada tuntutan hidup yang ada dalam pandangan hidupnya.
- Atau sengaja melupakannya demi kebutuhan diri
sendiri.
Pandangan hidup tidak sama dengan cita-cita.
Sekalipun demikian, pandangan hiup erat sekali kaitannya dengan cita-cita.
Pandangan hidup merupakan bagian dari hidup manusia yang dapat mencerminkan
cita-cita atau aspirasi seseorang dan sekelompok orang atau masyarakat.
Pandangan hidup merupakan sesuatu yang sulit
untuk dikatakan, sebab kadang-kadang pandangan hidup hanya merupakan suatu
idealisme belaka yang mengikuti kebiasaan berpikir didalam masyarakat. Manuel
Kaisiepo (1982) dan Abdurrahman Wahid (1985) berpendapat bahwa pandangan hidup
itu bersifat elastis. Maksudnya bergantung pada situasi dan kondisi serta tidak
selamanya bersifat positif.
Pandangan hidup yang sudah diterima oleh
sekelompok orang biasanya digunakan sebagai pendukung suatu organisasi disebut
ideology. Pandangan hidup dapat menjadi pegangan, bimbingan, tuntutan seseorang
ataupun masyarakat dalam menempuh jalan hidupnya menuju tujuan akhir.
2. Cita-Cita
Pandangan hidup terdiri atas cita-cita,
kebajikan dan sikap hidup. Cita-cita, kebajikan dan sikap hidup itu tak dapat
dipisahkan dengan kehidupan manusia. Dalam kehidupannya manusia tidak dapat
melepas diri dari cita-cita, kebajikan dan sikap hidup itu.
Orang tua selalu menimang-nimang anaknya sejak
masih bayi agar menjadi dokter, insinyur, dan sebagainya. Ini berarti
bahwa sejak anaknya lahir, bahkan sejak dalam kandungan, orang tua telah
berangan-angan agar anaknya itu mempunyai jabatan atau profesi yang biasanya
tak tercapai oleh orang tuanya.
Selain dari itu, pada setiap kelahiran bayi,
do’a yang di ucapkan oleh family atau handai taulan biasanya berbunyi : “
Semoga kelak menjadi orang yang berguna bagi nusa, bangsa, agama, dan berbakti
kepada orang tua.
Karena itu wajarlah apabila cita-cita,
kebajikan, dan pandangan hidup merupakan bagian hidup manusia. Tidak ada orang
hidup tanpa cita-cita, tanpa berbuat kebajikan, dan tanpa sikap hidup. Sudah
tentu kadar atau tingkat cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup itu berbeda-beda
bergantung kepada pendidikan, pergaulan, dan lingkungan masing-masing.
Cita-cita itu perasaan hati yang merupakan
suatu keinginan yang ada dalam hati. Cita-cita sering kali diartikan sebagai
angan-angan, keinginan, kemauan, niat atau harapan. Cita-cita itu penting bagi
manusia, karena adanya cita-cita menandakan kedinamikan manusia.
Ada tiga kategori keadaan hati seseorang yakni
lunak, keras,dan lemah, seperti :
- Orang yang berhati keras, biasanya tak
berhenti berusaha sebelum cita-citanya tercapai. Ia tidak menghiraukan
rintangan, tantangan, dan segala esulitan yang dihadapinya. Orang yang berhati
keras biasanya juga mencapai hasil yang gemilang dan sukses hidupnya.
- Orang berhati lunak biasanya dalam usaha
mencapai cita-citanya menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi. Namun ia
tetap berusaha mencapai cita-cita itu. Karena, biarpun lambat ia akan berhasil
juga mencapai cita-citanya.
- Orang yang berhati lemah biasanya mudah
terpengaruh oleh situasi dan kondisi. Bila menghadapi kesulitan cepat-cepat ia
berganti haluan dan berganti keinginan.
3. Kebajikan
Kebajikan atau kebaikan pada hakikatnya
adalah perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama atau
etika. Manusia berbuat baik, karena menurut kodratnya manusia itu baik dan
makhluk bermoral. Atas dorongan suara hatinya manusia cenderung berbuat baik.
Untuk melihat apa itu kebajikan, kita harus melihat dari tiga segi, yaitu :
Manusia sebagai pribadi, Yang menentukan
baik-buruknya adalah suara hati. Suara hati itu semacam bisikan dalam hati
untuk menimbang perbuatan baik atau tidak. Jadi suara hati itu merupakan hakim
terhadap diri sendiri. Suara hati sebenarnya telah memilih yang baik, namun
manusia seringkali tidak mau mendengarkan.
Manusia sebagai anggota masyarakat, Yang
menentukan baik-buruknya adalah suara hati masyarakat. Suara hati manusia
adalah baik, tetapi belum tentu suara hati masyarakat menganggap baik. Sebagai
anggota masyarakat, manusia tidak dapat membebaskan diri dari kemasyarakatan.
Manusia sebagai makhluk tuhan, manusia
pun harus mendengarkan suara hati Tuhan. Suara Tuhan selalu membisikkan agar
manusia berbuat baik dan mengelakkan perbuatan yang tidak baik. Jadi, untuk
mengukur perbuatan baik dan buruk, harus kita dengar pula suara Tuhan atau
Kehendak Tuhan. Kehendak Tuhan berbentuk Hukum Tuhan atau Hukum agama.
Jadi, kebajikan itu adalah perbuatan yang
selaras dengan suara hati kita, suara hati masyarakat, dan Hukum Tuhan.
Kebajikan berarti berkata sopan, santun, berbahasa baik, bertingkah laku baik,
ramah-tamah terhadap siapapun, berpakaian sopan agar tidak merangsang bagi yang
melihatnya.
Namun ada pula kebajikan semu, yaitu kejahatan
yang berselubung kebajikan. Kebajikan semu ini sangat berbahaya, karena
pelakunya orang-orang munafik yang bermaksud mencari keuntungan diri sendiri.
4. Sikap Hidup
Sikap hidup ialah keadaan hati dalam
menghadapi hidup ini. Apakah kita mempunyai sikap yang positif atau yang
negatif. Apakah kita mempunyai sikap optimis atau pesimis? Atau apakah kita
mempunyai sikap yang apatis?.
Sikap itu ada didalam hati kita dan hanya
kitalah yang tahu.orang lain hanya baru tahu setelah kita bertindak. Sikap itu
penting, setiap manusia mempunyai sikap dan sudah tentu tiap-tiap orang berbeda
sikapnya. Sikap dapat dibentuk sesuai kemauan yang membentuknya.
Sikap dapat juga berubah karena situasi,
kondisi, dan lingkungan. Dalam menghadapi kehidupan, manusia selalu menghadapi
manusia lain atau menghadapi sekelompok manusia. Ada beberapa
sikap etis dan non etis. Sikap etis disebut juga sikap
positif, dan sikap non etis disebut juga sikap negatif.
Ada tujuh sikap etis, yaitu :
- sikap lincah – sikap arif
- sikap rendah hati – sikap berani
- sikap tenang – sikap halus
- dan sikap bangga
Sikap non etis atau sikap negatif, yaitu :
- sikap kaku – sikap takut
- sikap gugup – sikap kasar
- sikap angkuh – sikap dan sikap rendah diri
Sikap-sikap ini harus dijauhkan dari diri
pribadi-pribadi., karena sangat merugikan baik bagi pribadi masing-masing
maupun bagi kemajuan bangsa.
A. PENGERTIAN PANDANGAN HIDUP
Setiap manusia mempunyai pandangan hidup yang
bersifat kodrati, karena menentukan masa depan seseorang. Pandangan hidup
artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan,
dan petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil
pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat
hidupnya.
Pandangan hidup banyak sekali macam dan
ragamnya. Akan tetapi pandangan hidup dapat diklasifikasikan berdasarkan
asalnya, yaitu terdiri dari tiga macam:
Pandangan hidup yang berasal dari agama, yaitu
pandangan hidup yang mutlak kebenarannya.
Pandangan hidup yang berupa ideologi yang
disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada negara tersebut.
Pandangan hidup hasil renungan, yaitu
pandangan hidup yang relatif kebenarannya.
Pandangan hidup pada dasarnya mempunyai
unsur-unsur yaitu cita-cita, kebajikan, usaha, keyakinan/kepercayaan. Keempat
unsur ini merupakan satu rangkaian kesatuan yang tidak terpisahkan.
B. CITA-CITA
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, cita-cita
adalah keinginan, harapan, tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Dengan
demikian cita-cita merupakan pandangan masa depan dan pandangan hidup yang akan
datang. Pada umumnya cita-cita merupakan semacam garis linier yang makin lama
makin tinggi, dengan perkataan lain, cita-cita merupakan keinginan, harapan,
dan tujuan manusia yang makin tinggi tingkatannya.
Apabila cita-cita itu tidak mungkin atau belum
mungkin terpenuhi, maka cita-cita itu disebut angan-angan.
Antara masa sekarang yang merupakan realita
dengan masa yang akan datang sebagai ide atau cita-cita terdapat jarak waktu.
Dapatkah seseorang mencapai apa yang dicita-citakan, hal itu bergantung dari
tiga faktor, manusia yang memiliki cita-cita, kondisi yang dihadapi selama
mencapai apa yang dicita-citakan, dan seberapa tinggikah cita-cita yang hendak
dicapai.
Faktor manusia yang mau mencapai cita-cita
ditentukan oleh kualitas manusianya. Ada orang yang tidak berkemauan, sehingga
apa yang dicita-citakan hanya merupakan khyalan saja.
Faktor kondisi yang mempengaruhi tercapainya
cita-cita, pada umumnya dapat disebut yang menguntungkan dan yang menghambat.
Faktor yang menguntungkan merupakan kondisi yang memperlancar tercapainya suatu
cita-cita, sedangkan faktor yang menghambat merupakan kondisi yang merintangi
tercapainya suatu cita-cita.
Faktor tingginya cita-cita yang merupakan
faktor ketiga dalam mencapai cita-cita. Memang ada anjuran agar seseorang
menggantungkan cita-citanya setinggi bintang di langit. Tetapi bagaimana faktor
manusianya, mampukah yang bersangkutan mencapainya; demikian juga faktor
kondisinya memungkinkan hal itu, apakah dapat merupakan pendorong atau
penghalang cita-cita. Sementara itu ada lagi anjuran, agar seseorang
menempatkan cita-citanya yang sepadan atau sesuai dengan kemampuannya. Pepatah
mengatakan “bayang-bayang stinggi badan”, artinya mencapai cita-cita sesuai
dengan kemampuan dirinya. Anjuran yang terakhir ini menyebabkan seseorang
secara bertahap mencapai apa yang diidam-idamkan. Pada umumnya dilakukan dengan
penuh perhitungan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki saat itu serta kondisi
yang dilaluinya.
C. KEBAJIKAN
Kebajikan, kebaikan, atau perbuatan yang mendatangkan
kebaikan pada hakekatnya sama dengan perbuatan moral, perbuatan yang sesuai
dengan norma-norma agama dan etika.
Manusia berbuat baik,karena menurut kodratnya
manusia itu baik, makhluk bermoral. Atas dorongan suara hatinya manusia
cenderung berbuat baik.
Manusia adalah seorang pribadi yang utuh, yang
terdiri atas jiwa dan badan. Kedua unsur itu terpisah bila manusia meninggal.
Karena merupakan pribadi, manusia mempunyai pendapat sendiri, ia mencintai diri
sendiri, perasaan sendiri, cita-cita sendiri, dan sebagainya. Justru karena
itu, karena mementingkan diri sendiri, seringkali manusia tidak mengenal
kebajikan.
Manusia merupakan makhluk sosial, yang hidup
bermasyarakat, saling membutuhkan, saling menolong, saling menghargai sesama
anggota masyarakat. Sebaliknya pula saling mencurigai, saling membenci, saling
merugikan, dan sebagainya.
Manusia sebagai makhluk Tuhan, diciptakan
Tuhan dan dapat berkembang karena Tuhan. Untuk itu manusia dilengkapi dengan
kemampuan jasmani dan rohani, juga fasilitas alam sekitarnya seperti tanah,
air, tumbuh-tumbuhan, dan sebagainya.
Untuk melihat apa itu kebajikan, kita harus
melihat dari tiga segi, yaitu manusia sebagai makhluk pribadi, manusia sebagai
anggota masyarakat, dan manusia sebagai makhluk Tuhan.
Faktor-faktor yang menentukan tingkah laku
setiap orang ada tiga hal, yaitu:
1. Faktor pembawaan (heriditas) yang telah
ditentukan pada waktu seseorang masih dalam kandungan.
2. Faktor lingkungan (environment). Lingkungan
yang membentuk seseorang merupakan alam kedua yang terjadinya setelah seorang
anak lahir. Lingkungan membentuk jiwa seseorang meliputi lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
3. Faktor pengalaman yang khas yang pernah
diperoleh. Baik pengalaman pahit yang sifatnya negatif, maupun pengalaman manis
yang sifatnya positif, memberikan pada manusia suatu bekal yang selalu
dipergunakan sebagai pertimbangan sebelum seseorang mengambil tindakan.
D. USAHA/PERJUANGAN
Usaha atau perjuangan adalah kerja keras untuk
mewujudkan cita-cita. Setiap manusia harus kerja keras untuk kelnjutan
hidupnya. Sebagian hidup manusia adalah usaha/perjuangan. Perjuangan untuk
hidup, dan ini sudah kodrat manusia. Tanpa usaha/perjuangan, manusia tidak
dapat hidup sempurna. Kerja keras itu dapat dilakukan dengan otak/ilmu maupun
dengan tenaga/jasmani, atau dengan kedua-duanya. Kerja keras pada dasarnya
menghargai dan meningkatkan harkat dan martabat manusia. Sebaliknya pemalas
membuat manusia itu miskin, melarat, dan berarti menjatuhkan harkat dan
martabatnya sendiri. Karena itu tidak boleh bermalas-malas, bersantai-santai
dalam hidup ini. Santai dan istirahat ada waktunya dan manusia mengatur
waktunya itu.
Untuk bekerja keras manusia dibatasi oleh
kemampuan. Karena kemampuan terbatas itulah timbul perbedaan tingkat kemakmuran
antara manusia satu dan manusia lainnya. Kemampuan itu terbatas pada fisik dan
keahlian/ketrampilan. Karena manusia itu mempunyai rasa kebersamaan dan belas
kasihan antara sesama manusia, maka ketidakmampuan atau kemampuan terbatas yang
menimbulkan perbedaan tingkat kemakmuran itu dapat diatasi bersama-sama secara
tolong-menolong, bergotong royong.
E. KEYAKINAN/KEPERCAYAAN
Keyakinan/kepercayaan yang menjadi dasar
pandangan hidup berasal dari akal atau kekuasaan Tuhan. Menurut Prof.Dr.Harun
Nasution, ada tiga aliran filsafat, yaitu:
Aliran Naturalisme
Aliran naturalisme berintikan spekulasi,
mungkin ada Tuhan, mungkin juga tidak ada Tuhan. Bagi yang percaya Tuhan, Tuhan
itulah kekuasaan tertinggi. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan. Karena itu
manusia mengabdi kepada Tuhan berdasarkan ajaran-ajaran Tuhan yaitu agama.
Ajaran agam itu ada dua macam, yaitu:
a) Ajaran agama dogmatis, yang disampaikan
oleh Tuhan melalui nabi-nabi. Ajaran agamanya bersifat mutlak (absolut),
terdapat dalam kitab suci Al-Quran dan Hadist. Sifatnya tetap, tidak
berubah-ubah.
b) Ajaran agama dari pemuka-pemuka agama,
yaitu sebagai hasil pemikiran manusia, sifatnya relatif (terbatas). Sifatnya
dapat berubah-ubah sesuai dengan perkembangan jaman.
F. LANGKAH-LANGKAH BERPANDANGAN HIDUP YANG
BAIK
1) Mengenal
Mengenal merupakan suatu kodrat bagi manusia
yang merupakan tahap pertama dari setiap aktivitas hidupnya yang dalam hal ini
mengenal apa itu pandangan hidup.
2) Mengerti
Mengerti disini dimaksudkan mengerti terhadap
pandangan hidup itu sendiri.
3) Menghayati
Dalam menghayati, pandangan hidup kita
memperoleh gambaran yang tepat dan benar mengenai kebenaran pandangan hidup itu
sendiri.
4) Meyakini
Meyakini ini merupakan suatu hal untuk
cenderung memperoleh suatu kepastian sehingga dapat mencapai suatu tujuan
hidupnya.
5) Mengabdi
Pengabdian merupakan sesuatu hal yang penting
dalam menghayati dan meyakini sesuatu yang telah dibenarkan dan diterima baik
oleh dirinya lebih-lebih oleh orang lain.
6) Mengamankan Langkah terakhir yang merupakan
langkah terberat dan benar-benar membutuhkan iman yang teguh dan kebenaran
dalam menanggulangi segala sesuatu demi tegaknya pandangan hidup itu.
B. MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP
Akal dan budi sebagai milik manusia ternyata
membawaciri tersendiri akan diri manusia itu. Sebab akal dan budi mengakibatkan
manusia memiliki keunggulan dibandingkan dengan makhluk lainnya. Satu diantar
keunggulan manusia tersebut ialah pandangan hidup. Disatu pihak manusia
menyadari bahwa dirinya lemah, dipihak lain menusia menyadari kehidupannya
lebih kompleks.
Kesadaran akan kelemahan dirinya memaksa
manusia mencari kekuatan diluar dirinya. Dengan kekuatan ini manusia berharap
dapat terlindung dari ancaman-ancaman yang selalu mengintai dirinya, baik yang
fisik maupun non fisik. Seperti penyakit, bencana alam, kegelisahan, ketakutan,
dan sebagainya.
Selain itu manusia sadar pula bahwa
kehidupannya itu lain bila dibandingkan dengan kehidupan makhluk lain. Sadar
pula bahwa dibalik kehidupan ini ada kehidupan lain yang diyakini lebih abadi.
Lebih yakin lagi bahwa kehidupan lain itu bahkan merupakan kehidupan yang
sesungguhnya.
Disana setiap manusia akan mempertanggung
jawabkan apa yang dilakukan selama hidup didunia. Manusia tahu benar bahwa baik
dan buruk itu akan memperoleh perhitungan, maka manusia akan selalu mencari
sesuatu yang dapat menuntunnya kearah kebaikan dan menjauhkan diri dari
keburukan.
Akhirnya manusia menemukan apa yang disebut
“ sesuatu dan kekuatan diluar dirinya “. Ternyata keduanya adalah
“ Agama dan Tuhan “. Dengan demikian bahwa pandangan hidup merupakan
masalah yang asasi bagi manusia. Sayangnya tidak semua manusia yang
memahaminya, sehingga banyak orang yang memeluk suatu agama semata-mata atas
dasar keturunan. Akibatnya banyak orang yang beragama hanya pada lahirnya saja
dan tidak sampai batinnya. Atau yang sering dikenal dengan agama KTP. Padahal
urusan agama adalah urusan akal, seperti dikatakan oleh Nabi Muhammad SAW.
Dalam satu hadistnya : Agama adalah akal, tidak ada agama bagi orang-orang
yang tidak berakal.”
Maksud Nabi Muhammad SAW tersebut ialah agar
manusia dalam memilih suatu agama benar-benar berdasarkan pertimbangan akalnya,
dan bukan semata-mata karena asas keturunan. Hal ini ditegaskan oleh firman
Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat-236 yang artinya :
“ Tidak ada paksaan untuk memasuki
sesuatu agama, sesungguhnya telah jelas antara jalan (agama) yang benar dan
jalan (agama) yang salah.”
Ternyata, pandangan hidup sangat penting. Baik
untuk kehidupan sekarang maupun kehidupan di akhirat. Dan sudah sepantasnya
setiap manusia memilikinya. Maka pilihan pandangan hidup harus betul-betul
berdasarkan pilihan akal bukan sekedar ikut-ikutan saja.
Perlu kita sadari bahwa baik Tuhan maupun
agama bagi kita adalah suatu kebutuhan. Bukan kebutuhan sesaat seperti makan,
minum, tidur, dan sebagainya. Melainkan kebutuhan yang terus menerus dan abadi.
Sebab setiap saat kita memerlukan perlindungan Allah SWT dan petunjuk agama
sampai diakhir nanti.
Firman Allah SWT :
Yang artinya :
“ Kamilah pelindungmu dalam kehidupan dunia dan
akhirat ; didalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh pula
apa yang kamu minta.” (QS.Fushilat : 31).
Konsep dasar tentang pandangan hidup
Manusia adalah makhluk Tuhan yang diberikan
akal dan pikiran, serta hati.secara psikologi karakter manusia terbentuk dari
tiga unsur, yaitu pikiran, hati nurani, dan hawa nafsu.ketiganya ini harus
barjalan dengan seimbang dan saling mengendalikan satu sama lain untuk
menjadikan karakter yang baik pada manusia tersebut.Maka, manusia semasa hidupnyadalam
setiap pekerjaan dan kegiatannya selalu menggunakan ketiga unsur tersebut,sejak
dilahirkan, manusia tentu saja telah memilki karakter bawaan dari orang tuanya,
dan memiliki berbagai macam pengalaman semasa hidupanya samapi dia dewasa. Hal
inilah yang menyebabkan timbulnya pandangan hidup yang berbada – beda pada
setiap orang.
Pandangan hidup adalah sikap manusia yang
paling mendasar dalam menyikapi setiap hal yang terjadi dalam hidupnya, baik
itu berupa masalah, tugas, tantangan dan segala yang dilakukannya manusia pasti
mempunyai pandangannya masing – masing. Saya sebagai makhluk Tuhan yang
beragama meyakini bahwa Tuhan itu ada,dan sangat berperan penting dalam
kehidupan.banyak hal – hal yang tidak bisa dijelaskan dengan akal sehat di
dunia ini, karena memang hal tersebut tidak akan bisa kita pikirkan dengan
pikiran kita yang terbatas.hal inilah yang kita sebut sebagai iman.banyak orang
yang mempertanyakan tentang kepercayaan orang lain yang tidak bisa diterima
dengan akal sehatnya. Jawabannya adalah iman.karena iman adalah dasar dari
segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita
lihat.sama halnya seperti rasa sakit, cinta, dan kasih, yang kita tidak dapat
mengetahui seperti apa wujudnya, dan tidak dapat kita pikirkan dengan akal
sehat tetapi kita mempercayai keberadaan hal tersebut.
· Menurut
asalnya pandangan hidup dibagi menjadi 3 yaitu :
1. Pandangan hidup yang
berasal dari agama,
2. Pandangan hidup yang
berupa ideologi, dan
3. Pandangan hidup
hasil renungan.
· Pandangan
hidup terdiri dari 4 unsur antara lain :
1. Cita – Cita yang
diinginkan dapat diraih dengan usaha dan perjuangan,
2. Berbuat baik dalam
segala hal dapat membuat seseorang merasa bahagia, damai, dan tentram,
3. Usaha atau
perjuangan adalah kerja keras yang dilandasi oleh keyakinan, dan
4. Keyakinan dan
kepercayaan adalah hal yang terpenting dalam hidup manusia.
Dalam perjuangan menuju kehidupan yang lebih
sempurna, sebagai makhluk Ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Manusia memerlukan
nilai-nilai unsure yang akan dianutnya sebagai pandangan hidup-nilai luhur
adalah tolak ukur kebaikan yang berkenan dengan hal-hal yang bersifat mendasar
atau abadi dalam hidup manusia. Seperti tentang cita-cita dan tujuan yang
hendak dicapai dalam hidup ini.
Lembaga Yang Mewujudkan Pandangan Hidup
Fungsi lembaga-lembaga yang dibentuk manusia
adalah sebagai instrument, sarana, dan wahana untuk mewujudkan pandangan
kehidupan adalah sekedar merupakan konsepsi yang bersifat abstrak, tanpa daya untuk
mewujudkan dirinya dalam kenyataan.
Sebagai makhluk sosial manusia tidaklah
mungkin hidup menyendiri. Oleh karena itu, setiap manusia pribadi hidup sebagai
bagian dari lingkungan social yang lebih luas, secara berturut-turut lingkungan
keluarga, lingkungan masyarakat dll.
Hubungan Pandangan Hidup Masyarakat.
Hubungan pandangan mengenai kehidupan manusia
dan masyarakat berdasarkan pada pandangan tentang manusia. Pandangan tentang
manusia ini di dasarkan pada Pancasila. Dari sini dapat pula diartikan sebagai
pandangan hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam hubungan inilah
manusia dapat hidup dan menghidupi. Manusia hidup dalam hubungan dengan
Tuhannya dan dalam perlindunganNya selamanya termasuk dengan lingkungan. Dengan
dan dalam kebudayaan dan serba hubungan menjadikan dunia dan lingkungan lebih
menyenangkan dan menjadikan hidup lebih baik.
Pandangan Hidup Berbangsa dan Bernegara
Konsep bangsa yang digunakan untuk merumuskan
sila ketiga terutama konsep E Renan, yaitu sekelompok manusia yang mempunyai
keinginan bersama untuk bersatu dan tetap mempertahankan persatuan,sedangkan
factor-faktor yang mendorong manusia ingin bersatu itu bermacam-macam. Dalam
hal ini apa yang digariskan oleh pasal 2 ayat
(1) menegaskan bahwa Negara Indonesia ialah
Negara kesatuan yang berbentuk republik. Faktor pendorong kearah persatuan yang
ditekankan oleh WD ialah pendidikan, budaya yang diatur dalam pasal 31ayat
(2) pemerintah berusaha menyelenggarakan suatu
sistem penghujatan nasional yang diatur dengan undang-undang.
Norma-norma itulah yang harus di ikuti agar
orang-orang Indonesia dapat hidup berbangsa sesuai dengan pancasila dan
menjalankan sila 3 yang wujudkan pasal-pasal tersebut. Orang Indonesia tidak
terlepas dari pasal-pasal lain. Lewat hal ini pulalah kecintaan manusia kepada
Indonesia kepada bendera merah putih dan bahasa Indonesia dapat dikemukakan
secara intensif.
Pencemaran adalah masuk atau dimasukkannya
mahluk hidup, zat, energi dan/ atau komponen lain ke dalam air atau udara.
Pencemaran juga bisa berarti berubahnya tatanan (komposisi) air atau udara oleh
kegiatan manusia dan proses alam, sehingga kualitas air/ udara menjadi kurang
atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya. Untuk mencegah
terjadinya pencemaran terhadap lingkungan oleh berbagai aktivitas industri dan
aktivitas manusia, maka diperlukan pengendalian terhadap pencemaran lingkungan
dengan menetapkan baku mutu lingkungan. Pencemaran terhadap lingkungan dapat
terjadi dimana saja dengan laju yang sangat cepat, dan beban pencemaran yang
semakin berat akibat limbah industri dari berbagai bahan kimia termasuk logam
berat.
Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan
kimia buatan manusia masuk dan mengubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini
biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau
fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah
tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan pengangkut
minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta
limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat
(illegal dumping).
Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah
mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau
masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap
sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat
berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air
tanah dan udara di atasnya.
Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan
tergantung pada tipe polutan, jalur masuk ke dalam tubuh dan kerentanan
populasi yang terkena. Kromium, berbagai macam pestisida dan herbisida
merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi. Timbal sangat berbahaya pada
anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal pada
seluruh populasi. Kuri (air raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan
kerusakan ginjal, beberapa bahkan tidak dapat diobati. PCB dan siklodiena
terkait pada keracunan hati. Organofosfat dan karmabat dapat dapat menyebabkan
ganguan pada saraf otot. Berbagai pelarut yang mengandung klorin merangsang
perubahan pada hati dan ginjal serta penurunan sistem saraf pusat. Terdapat
beberapa macam dampak kesehatan yang tampak seperti sakit kepala, pusing,
letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk paparan bahan kimia yang disebut di
atas. Yang jelas, pada dosis yang besar, pencemaran tanah dapat menyebabkan
kematian.
Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak
terhadap ekosistem. Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari
adanya bahan kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun.
Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme
endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan
dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat
memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai
makanan tersebut. Bahkan jika efek kimia pada bentuk kehidupan terbawah
tersebut rendah, bagian bawah piramida makanan dapat menelan bahan kimia asing
yang lama-kelamaan akan terkonsentrasi pada makhluk-makhluk penghuni piramida
atas. Banyak dari efek-efek ini terlihat pada saat ini, seperti konsentrasi DDT
pada burung menyebabkan rapuhnya cangkang telur, meningkatnya tingkat kematian
anakan dan kemungkinan hilangnya spesies tersebut.
Dampak pada pertanian terutama perubahan
metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil
pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman
dimana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan
pencemar ini memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan
kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.
Dilihat dari pandangan psikologis pencemaran
tanah ini sangatlah berpengaruh negatif yang sangat bsar bila tidak segera
diatasi, banyak orang yang akan mengeluh atas pencemaran ini, apalagi tanah
sangat erat hubungannya dengan air, bila tanah tercemar otomatis air juga ikut
tercemar. Semua orang pasti akan merasa kesal atas pencemaran ini, tetapi semua
ini juga kesalahan manusia itu sendiri yang tidak mau menjaga kelestarian alam
yang sudah Allah swt berikan kepada semua makhluk di bumi ini, banyak orang
yang membuang sampah sembarangan, banyak sampah yang menumpuk tetapi dibiarkan
dan tidak di atasi dengan segera.
Manusia Dan Pandangan Hidup Secara Psikologi
Manusia adalah manusia yang harus dididik, hal
itu tidak terlepas dari potensi psikologis yang diiniliki oleh tiap-tiap
individu. Mencerdaskan daya pikir manusia dengan melalui mata pelajaran
“menulis, membaca dan berhitung” atau lebih dikenal dengan istilah 3R (writing,
reading and arithmetic). Akan tetapi, sesuai dengan perkembangan serta tuntutan
hidup manusia sehingga tugas tersebut semakin bertambah dan meluas, yaitu
kecuali mencerdaskan otak yang terdapat dalam kepala juga mendidik ahklak atau
moralitas yang berkembang dari dalam hati atau dada. Oleh karena itu, semakin
meningkatnya rising demands (kebutuhan yang meningkat) maka akhirnya manusia
ingin mendidik pula kecekatan atau ketrampilan tangan untuk bekerja terampil.
Manusia merupakan mahkluk hidup yang lebih sempurna apabila dibandingkan dengan mahkluk-mahkluk hidup yang lain. Akibat dari unsur kehidupan yang ada pada manusia, manusia berkembang dan mengalaini perubahan-perubahan, baik perubahan dan segi psikologis ataupun pisiologis. Bagaimana manusia berkembang akan dibicarakan secara mendalam pada psikologi perkembangan sebagai salah satu psikologi khusus yang membicarakan tentang masalah perkembembangan manusia dalam kesempatan ini akan diketengahkan mengenai faktor-faktor yang akan menentukan dalam perkembangan manusia. Mengenai faktor yang menentukan perkembangan manusia ternyata terdapat bermacam-macam pendapat dari para ahli, sehingga pendapat itu menimbulkan bermacam-macarn teori mengenai perkembangan manusia.
Teori-teori perkembangan manusia tersebut antara lain:
Manusia merupakan mahkluk hidup yang lebih sempurna apabila dibandingkan dengan mahkluk-mahkluk hidup yang lain. Akibat dari unsur kehidupan yang ada pada manusia, manusia berkembang dan mengalaini perubahan-perubahan, baik perubahan dan segi psikologis ataupun pisiologis. Bagaimana manusia berkembang akan dibicarakan secara mendalam pada psikologi perkembangan sebagai salah satu psikologi khusus yang membicarakan tentang masalah perkembembangan manusia dalam kesempatan ini akan diketengahkan mengenai faktor-faktor yang akan menentukan dalam perkembangan manusia. Mengenai faktor yang menentukan perkembangan manusia ternyata terdapat bermacam-macam pendapat dari para ahli, sehingga pendapat itu menimbulkan bermacam-macarn teori mengenai perkembangan manusia.
Teori-teori perkembangan manusia tersebut antara lain:
Teori Nativisme
Teori ini menyatakan bahwa perkembangan
manusia itu faktor-faktor yang dibawakan ditentukan oleh faktor-faktor nativus,
yaitu faktor keturunan yang merupakan faktor-faktor yang dibawa oleh individu
pada waktu dilahirkan. Menurut teori ini sewaktu individu dilahirkan telah
membawa sifat-sifat tertentu, dan sifat-sifat inilah yang akan menentukan
keadaan individu yang hersangkutan, sedangkan faktor lain yaitu lingkungan
termasuk didalamnya pendidikan dapat dikatakan tidak terpengaruh terhadap
perkembangan individu itu. Teori ini dikemukakan oleh Scohopen Haouer.
Teori Empirisme
Teori Empirisme
Teori ini menyatakan bahwa perkembangan
seseorang individu akan ditentukan oleh empirinya atau pengalaman-pengalaman
yang diperoleh selama perkembangan individu itu. Dalam pengertian pengalaman
termasuk juga pendidikan yang diterima oleh individu yang bersangkutan. Manurut
teori ini yang dilahirkan itu sebagai kertas putih bersih yang belum ada
tulisannya. Akan menjadi apakah individu itu kemudian, tergantung pada apa yang
akan dituliskannya diatasnya. Teori ini dikemukakan oleh Jhon Locke, juga sering
dikenal dengan teori tabularasa yang memandang keturunan atau pembawaan tidak
mempunyai peranan.
Teori Konvergensi
Teori Konvergensi
Teori ini merupakan gabungan dan kedua teori
diatas. Teori ini dikemukakan oleh William Steren, baik pembawaan maupun
pengalaman atau lingkungan mempunyai peranan yang penting didalam perkembangan
individu. Perkembangan individu akan ditentukan oleh faktor yang dibawa sejak
lahir (faktor endogen) maupun faktor lingkungan termasuk pengalaman dan
pendidikan yang merupakan faktor eksogen.
Alat dan potensi manusia adalah sebagai berikut:
Sebagai sifat-sifat Ketuhanan (potesi/fitrah) itu harus ditumbuh kembangkan secara terpadu oleh manusia dan diaktualkan dalam kehidupan individu maupun sosialnya, karena kemulian seseorang disisi Allah ditentukan oleh sejauh mana kualitasnya dalam mengembangkan sifat-sifat ketuhanan tersebut pada dirinya, bukan dilihat dan aspek materi, fisik dan jasad. Islam sangat menentang sifat materialism, paham atau pandangan yang berlebihan dalam mencintai materi, karena pandangan seperti ini akan merusak bagi perkembangan sifat-sifat ketuhanan (fitrah manusia) tersebut serta dapat menghalangi kemampuan seseorang dalam menangkap kebenaran Ilahiyah yang bersifat immaterial.
Pendidikan dan Bimbingan
Alat dan potensi manusia adalah sebagai berikut:
Sebagai sifat-sifat Ketuhanan (potesi/fitrah) itu harus ditumbuh kembangkan secara terpadu oleh manusia dan diaktualkan dalam kehidupan individu maupun sosialnya, karena kemulian seseorang disisi Allah ditentukan oleh sejauh mana kualitasnya dalam mengembangkan sifat-sifat ketuhanan tersebut pada dirinya, bukan dilihat dan aspek materi, fisik dan jasad. Islam sangat menentang sifat materialism, paham atau pandangan yang berlebihan dalam mencintai materi, karena pandangan seperti ini akan merusak bagi perkembangan sifat-sifat ketuhanan (fitrah manusia) tersebut serta dapat menghalangi kemampuan seseorang dalam menangkap kebenaran Ilahiyah yang bersifat immaterial.
Pendidikan dan Bimbingan
Pendidikan diartikan sebagai usaha sadar untuk
menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau lahan bagi
peranannya dimasa yang akan datang. Jadi pada hakikatnya pendidikan itu adalah
proses bimbingan, pembelajaran serta pelatihan terhadap generasi muda pada
khususnya dan manusia pada umumnya agar nantinya bisa berkehidupan dan
melaksanakan perannya serta tugas-tugasnya sebaik mungkin. Bimbingan sendiri
adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada
seseorang atau beberapa individu, agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan
kemampuannya dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang
ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Definisi yang terpenting:
- Meningkatkan pengetahuan, pengertian, kesadaran dan toleransi.
- Meningkatkan “questioning skills” dan kemampuan menganalisakan sesuatu – termasuk pendidikannya.
- Meningkatkan kedewasaan individu
- Untuk perkembangan Negara, diperlukan pendidikan yang menghargai kreativitas dan “individual thinking” supaya negara dapat membuat sesuatu yang baru dan lebih baik, dan tidak hanya meng-copy dan negara lain.
Tujuan Pendidikan
Definisi yang terpenting:
- Meningkatkan pengetahuan, pengertian, kesadaran dan toleransi.
- Meningkatkan “questioning skills” dan kemampuan menganalisakan sesuatu – termasuk pendidikannya.
- Meningkatkan kedewasaan individu
- Untuk perkembangan Negara, diperlukan pendidikan yang menghargai kreativitas dan “individual thinking” supaya negara dapat membuat sesuatu yang baru dan lebih baik, dan tidak hanya meng-copy dan negara lain.
Tujuan Pendidikan
Dalam keseluruhan sistem pendidikan, tujuan
pendidikan merupakan salah satu komponen pendidikan yang penting, karena akan
memberikan arah proses kegiatan pendidikan. Segenap kegiatan pendidikan atau
kegiatan pembelajaran diarahkan guna mencapai tujuan pembelajaran. Siswa yang
dapat mencapai target tujuan-tujuan tersebut dapat dianggap sebagai siswa yang
berhasil. Sedangkan, apabila siswa tidak mampu mencapai tujuan-tujuan tersebut
dapat dikatakan mengalami kesulitan belajar. Untuk menandai mereka yang
mendapat hambatan pencapaian tujuan pembelajaran, maka sebelum proses belajar
dimulai, tujuan harus dirumuskan secara jelas dan operasional. Selanjutnya,
hasil belajar yang dicapai dijadikan sebagai tingkat pencapaian tujuan
tersebut.
Unsur-unsur pendidikan, antara lain:
- Usaha (kegiatan), usaha itu bersifat bimbingan (pimpinan atau pertolongan) dan dilakukan secara sadar;
- Ada pendidik, pembimbing;atau penolong;
- Ada yang didik
- Bimbingan itu mempunyai dasar dan tujuan; Dalam usaha itu tentu ada alat-alat yang dipergunakan.
Faktor-faktor pendidikan yang dikenal, yaitu:
Faktor tujuan, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya., yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan YME dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan , kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Unsur-unsur pendidikan, antara lain:
- Usaha (kegiatan), usaha itu bersifat bimbingan (pimpinan atau pertolongan) dan dilakukan secara sadar;
- Ada pendidik, pembimbing;atau penolong;
- Ada yang didik
- Bimbingan itu mempunyai dasar dan tujuan; Dalam usaha itu tentu ada alat-alat yang dipergunakan.
Faktor-faktor pendidikan yang dikenal, yaitu:
Faktor tujuan, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya., yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan YME dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan , kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Faktor Pendidik, Pendidik ialah orang yang memikul pertanggungjawaban untuk mendidik, meliputi:
orang dewasa, orang tua, guru, pemimpin masyarakat, dan pemimpin agama.
Faktor Anak Didik, Karakteristiknya adalah: belum memiliki pribadi dewasa, masih menyempurnakan aspek kedewasaannya, memiliki sifat-sifat dasar yang sedang ia kembangkan secara terpadu.
Faktor Anak Didik, Karakteristiknya adalah: belum memiliki pribadi dewasa, masih menyempurnakan aspek kedewasaannya, memiliki sifat-sifat dasar yang sedang ia kembangkan secara terpadu.
Faktor Alat Pendidikan, Alat pendidikan adalah suatu tindakan atau situasi yang sengaja diadakan untuk tercapainya pendidikan tertentu.
Faktor Lingkungan, Menurut Sartain (ahli Psikologi Amerika), lingkungan (environment) meliputi kondisi dan alam dunia yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life processes. Pada dasarnya mencakup tempat, kebudayaan dan kelompok hidup bersama.
Potensi-potensi Dasar Manusia dan lmplikasinya Terhadap Pendidikan
Dari kajian proses terjadinya manusia, dapat
ditarik pengertian bahwa manusia itu terdiri atas dua substansi, yaitu :
1). Substansi jasad/materi, yang bahan
dasarnya adalah dari materi yang merupakan bagian dan alam semesta ciptaan
Alloh SWT dan perkembangannya tunduk dan mengikuti sunnatullah (aturan-aturan
yang ditetapkan oleh Allah).
2). Substansi non materi/non jasad, yaitu merupakan
penghembusan atau penipuan roh. s
Sedangkan menurut Al-Farabi, manusia itu
meimiliki dua unsur pokok yaitu,
1). Satu unsur yang berasal dari alam ala-amr
(roh dari perintah Tuhan),
2). Satu unsur yang berasal dari alam
al-khalik.
Sumber :
- Seri Diktat Kuliah MKDU: Ilmu Budaya Dasar
karya Widyo Nugroho dan Achmad Muchji, Universitas Gunadarma
- http://dofadroid.blogspot.com/2012/05/ibd-manusia-dan-pandangan-hidup.html
-
http://achmadsaugi.wordpress.com/2010/05/11/hubungan-manusia-danpandangan-hidup/
- http://abdirachmadi.blogspot.com/2012/04/hubungan-antara-manusia-danpandangan.html