Kamis, 06 Januari 2011

Hidup ooohh Hidup...

Gue gak akan pernah ngerti sama yang namanya hidup. Ia terus berputar, berjalan, mengalir seperti air. Ia terkadang membuat gue jadi lelah, dan memutar keras otak gue untuk berfikir akan seperti apa hidup gue bila seperti ini, atau hidup gue akan jadi gimana kalo gue melakukan dan memilih ini?

Jujur, gue adalah orang yang gak suka di hadapkan dengan suatu pilihan. Pilihan membuat gue bingung. Serta secara gak langsung membuat gue menjadi dewasa dan gentle dalam menerima segala konsekuensi dari apa yang telah gue pilih dan gue lakuin.

Gue belajar dari hidup. Belajar memahami, menerima, memberi dan memaafkan.

Dan gue pun bicara dengan diri gue sendiri, sekedar memberi motivasi agar hidup gue jadi lebih baik, menjelaskan, dan memerintahkan diri gue sendiri untuk menjadi orang yang kuat, tegar, berani, sabar, memaafkan, tanggung jawab, tepatnya menjadi orang baik. Baik dalam segala hal, tingkah laku maupun perbuatan.

Sedikit cerita. Semuanya gue ambil dari masa lalu gue yang mungkin kurang baik, yang di didik, di ajarkan dengan perilaku tegas orang tua gue. Mungkin masih kolot belum modern, oleh didikkan eyang-eyang gue dulu yang tegas terhadap anaknya, yaa orang tua gue. Yang mungkin masih membekas dan secara gak langsung pun gue dapetin itu.

Dari situ, gue pun mendapat dampak dari itu semua yang gak perlu gue ceritain. Beruntungnya gue, gue masih menjadi anak kecil yang polos dan baik-baik yang masih bisa nikmatin masa kecil gue dengan indah. Tapi bagi sebagian anak, gue, segalanya pun terasa kejam buat gue, dan gue ngerasa janggal akan ini, hidup gue. Gue yang nyalahin diri gue sendiri, nyalahin orang tua gue, nyalahin eyang gue akan ini. Gue ngerasa gak adil. Tapi syukurlah itu gak bertahan lama…

Seiring berjalannya waktu dari detik demi detik, jam ke jam, hari demi hari, tahun ke tahun. Sampe akhirnya gue tumbuh menjadi seorang remaja yang lagi-lagi labil dan masih bingung akan jati dirinya. Dan begitu pun orang tua gue yang sedikit demi sedikit berubah menjadi orang tua yang berfikir modern dan demokratis.

Disitulah semuanya di mulai.

Mungkin dulu gue cuma anak kecil yang berfikir pendek, yang belum ada apa-apa nya, yang belum mengerti apa-apa, hidup.

Ternyata yang selama ini gue dapetin ternyata buat kebaikan gue sendiri. Yaaa orang tua gue tegas karna mereka gak mau melihat anaknya kelak menjadi anak yang manja, cengeng, dan rapuh. Mereka ingin melihat gue menjadi Vita yang kuat, tegar, dan mandiri. Semuanya mereka telah ajarkan secara gak langsung, dengan cara mereka, yang bagi kita anak cara yang kuno, kolot buat orang tua di jaman sekarang. Tapi nyatanya baik buat kita, Gue.

Nyokap gue. Dia berubah menjadi orang tua sekaligus temen yang baik buat gue. Dia temen bercandaan dan cerita gue di rumah. Dia pun baik dan cantik, Pasti! Dia adalah super duper mom yang gue punya.

Gue banyak belajar dari Dia. Belajar jadi perempuan yang bisa merawat diri dan mempercantik diri, belajar jadi perempuan yang baik dan sopan, belajar untuk berbuat baik sama siapa aja sekalipun orang yang jahat sama gue, Dia juga selalu ngebela anak-anaknya di depan orang-orang yang mulutnya terkadang kejam, dan selalu merangkul anak-anaknya kapan aja saat kita butuh Dia, Dia selalu berdoa buat keluarganya tanpa diminta, semuanya hal telah Dia ajarkan secara gak langsung lewat perilaku yang Dia contohkan.

Mamah ku adalah perempuan terhebat di dunia ini !! :’)

Gue pun mulai membangun diri gue mau jadi apa, mau berkepribadian seperti apa… Otak dan diri gue pun mulai menyerap pelajaran-pelajaran dari hidup yang gue terima dari sekitar gue, dan menyisihkan yang menurut gue gak baik.

Dan gue pun gak henti untuk meminta sama Tuhan.

Gue meminta agar Ia menjadikan gue seseorang yang berguna buat orang lain, selalu sabar, ikhlas, kuat, mudah memaafkan, memiliki kepribadian yang baik dan menyenangkan yang disenangi oleh orang-orang yang berada di dekat gue, dan menjadi seseorang yang berarti buat mereka.

Itu semua memberikan gue kebahagiaan yang tulus dalam hati gue. Bahagia lihat orang lain bahagia, dan gue sedih bila lihat mereka pun sedih. Entah apa yang gue rasa… Itu buat gue damai.

Terima kasih buat kalian orang-orang yang berarti buat hidup gue. Kalian telah mengajarkan gue akan banyak hal akan hidup. Yang menjadikan gue seseorang yang berarti di hidup yang sementara ini.


“ Allah mengajarkan aku akan kebaikan yang Ia punya. Memberi ku kekuatan, kesabaran dan maaf yang tak hingga. Terima kasih Allah telah ada di hidup ku dan tak pernah lelah menerima ku... “